Ilustrasi Depresi/Istimewa
Health

Kilas Balik Masalah Kesehatan Mental 2020 Akibat Covid-19

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Kamis, 31 Desember 2020 - 19:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 sepanjang 2020 memang terbukti menorehkan sejarah yang kelam bagi kesehatan mental setiap individu.

Dilansir dari data Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Kamis (31/12/2020), pada 5 bulan awal pandemi Covid-19 di Indonesia, masalah psikologis terbanyak ditemukan pada kelompok usia 17-29 tahun dan di atas 60 tahun.

Secara rinci persentase masalah psikologis berdasarkan usia yang kurang dari 20 tahun mencapai 64 persen, disusul usia 20 sampai 29 tahun mencapai 66,3 persen, lalu usia 30 sampai 39 tahun mencapai 63,5 persen, disusul rentang usia 40 sampai 49 tahun mencapai 59,2 persen, lalu usia 50 tahun sampai 59 tahun mencapai 43,3 persen, dan usia di atas 60 tahun mencapai 68,9 persen.

Ada beberapa jenis masalah psikologis yang dialami selama pandemi, menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) adalah kecemasan mencapai 65 persen, disusul depresi sebesar 62 persen, dan masalah trauma sebesar 75 persen.

Adapun kasus depresi, bunuh diri, akibat pandemi Covid-19 yang ditemukan PDSKJI melakukan pula analisis data terhadap 4010 swaperiksa PDSKJI. Pasalnya 1 dari 5 responden swaperiksa memiliki pemikiran lebih baik mati.

Dari total 4010 swaperiksa terdapat 1725 swaperiksa depresi, dan 62% diantaranya dengan masalah psikologis depresi, dan 44% dari mereka berpikir merasa lebih baik mati atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apapun

Survei yang sama menemukan, pikiran kematian terbanyak pada usia 18-29 tahun, dengan ersentasenya 65 persen untuk 18-29 tahun, dan sisanya 44 persen. Lalu ada 15 persen memikirkan lebih baik mati tiap hari, dan 20 persen beberapa hari dalam seminggu. Survei ini jug menegaskan tren per bulan berpikir untuk mati menurun, lalu meningkat lagi

 

Pandemi juga ternyata membuat seseorang rentan merasa lebih baik mati atau dengaan melukai diri sendiri.

Masih dari temuan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, per 14 Mei 2020 ada 51 persen orang responden yang masih yakin tidak pernah ingin mati.

Sebaliknya, pikiran untuk lebih baik mati muncul beberapa hari dalam dua minggu sebesar 19 persen. Ada separuh waktu dalam dua minggu oramh beepiki lebih baik mati atau bunuh diri sebesar 12 persen, dan orang yang hampir tiap hari memikirkan hal ini mencapai 19 persen.

Apa saja gejala yang bisa dikenali dari orang yang mengalami masalah kesehatan mental? Menurut PDSKJI berikut beberapa jenis gejala cemas utama; sesuatu yang buruk akan terjadi, kuatir berlebihan, mudah marah atau jengkel, dan sulit rileks.

 

Terkait gejala untuk depresi utama, PDSKJI memerinci ada gejala umum yakni; gangguan tidur, kurang percaya diri, lelah tidak bertenaga, hingga kehilangan minat.

Tak hanya itu PDSKJI juga menemukan ada gejala stres pasca trauma yang menonjol. Misalnya saja; merasa berjarak dan terpisah dari orang lain, hingga merasa terus waspada, berhati-hati, berjaga-jaga.

Gejala penghindaran yang biasa dirasakan lainnya yakni; mati rasa dan merasa terpisah dari orang lain. Gejala ini juga bisa terlihat dari respon panca indra. Sebut saja; waspada terus menerus, ada ledakan kemarahan atau mudah kesal, sulit tidur, hingga masalah konsentrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro