Botol vaksin CoronaVac SARS-CoV-2 Sinovac ditampilkan di acara media di Beijing, China, pada 24 September. /Bloombergrn
Health

Negara di Asia Tenggara Incar Vaksin Virus Corona Sinovac dari China

Syaiful Millah
Sabtu, 9 Januari 2021 - 13:37
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Brasil belum lama ini mengumumkan bahwa vaksin virus corona baru (Covid-19) yang dikembangkan perusahaan China, Sinovac, aman dan efektif berdasarkan hasil uji klinis fase III di negara tersebut.

Pengumuman tersebut merupakan hal yang telah ditunggu-tunggu, setelah sebelumnya terjadi penundaan. Namun demikian, pengumuman yang dinantikan itu dirilis dengan sedikit detail dan menimbulkan beberapa pertanyaan.

Peneliti di Butantan Institute, pusat penelitian biologi milik negara yang mengawasi uji coba vaksin itu, hanya mengatakan bahwa  hasil menunjukkan vaksin 100 persen efektif mencegah gejala parah dan 78 persen efektif mencegah kasus ringan.

Jonathan Cushing, kepala program kesehatan global di Transparency International mengatakan sepanjang pandemi, dunia telah melihat tren sains yang mengkhawatirkan melalui siaran pers lantaran pengungkapan data dan hasil uji coba yang sangat minim informasi.

Keiji Fukuda, direktur dan profesor University of Hong Kong School of Public Health mengatakan ketersediaan lebih banyak data sangat penting untuk memahami vaksin apa pun, misalnya kelompok usia yang diuji, apakah kelompok itu memiliki karakteristik yang tidak biasa dan lain sebagainya.

“Semua ini adalah parameter yang sangat mendasar yang harus disediakan untuk ilmuwan sejawat, yang kemudian dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memahami kinerja produk sebaik mungkin,” katanya seperti dikutip Devex, Sabtu (9/1/2021).

Penundaan dalam rilis hasil khasiat dari uji coba fase III telah menimbulkan pertanyaan dan menciptakan ketidakpastian tentang jadwal yang ditetapkan oleh pemerintah untuk memulai vaksinasi, serta akses keuangan negara untuk membeli vaksin.

Jerome Kim, direktur jenderal International Vaccine Institute mengatakan saat ini mereka belum tentu memiliki data yang mengatakan bahwa vaksin Sinovac aman dan efektif. Menurutnya, informasi hasil yang dipublikasi oleh Brasil hanya menyertakan sedikit data.

Cushing menambahkan bahwa mempublikasikan data lengkap dari uji klinis sangat penting, tidak hanya untuk keselamatan pasien tetapi juga membangun kepercayaan publik pada vaksin. Hal ini lebih penting lagi, mengingat Brasil memiliki kepercayaan publik yang rendah terhadap vaksin itu.

“Mengingat vaksin akan diluncurkan bulan ini, sangat penting bagi Sinovac dan mitranya untuk merilis rincian hasil uji klinis mereka segera untuk memungkinkan penilaian sejawat yang tepat dari hasil, dan untuk menanamkan kepercayaan,” tambah Cushing.

Beberapa negara di Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, dan Filipina berharap dapat menyelesaikan kesepakatan dengan Sinovac, kendati adanya keterbatasan data mengenai kemanjuran dan keamanan vaksin tersebut.

Di Filipina – negara dengan kasus Covid-19 terbesar kedua di Asia Tenggara – pemerintah telah berdiskusi dengan produsen vaksin China untuk pasokan 25 juta dosis pada Maret tahun ini. Otoritas setempat mengatakan Sinovac telah meminta informasi mengenai persyaratan penggunaan darurat.

Di tengah kritik karena mendukung vaksin China, pemerintah Filipina mengatakan mereka juga mengejar vaksin dari produsen lainnya. Akan tetapi, ada tantangan besar dalam pasokan mengingat permintaan global untuk vaksin yang tinggi.

Sementara itu, Indonesia telah menerima 3 juta dosis vaksin dari 125 juta dosis yang rencananya didapatkan dari Sinovac. Rencananya program vaksinasi di dalam negeri akan dimulai pada 13 Januari, belum diketahui apakah ini akan berjalan sesuai rencana mengingat otoritas belum mengeluarkan izin penggunaan darurat.

Negara lain adalah Singapura. Negara pertama dan satu-satu di kawasan yang telah memulai vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech ini diketahui telah membuat perjanjian dengan Sinovac. Hong Kong juga berharap memulai vaksinasi pada Februari dengan vaksin yang sama.

Selain itu, Thailand menyatakan bahwa mereka telah mendapatkan 2 juta dosis dari pabrikan dan mengharapkan 200.000 dosis pertama tiba pada Februari. Pemerintah juga telah mengamankan dosis vaksin dari AstraZeneca-Oxford yang diharapkan tiba pada kuartal kedua tahun ini.

Kim mengatakan bahwa sejumlah negara di Asia Tenggara telah terlibat lebih awal dengan pabrikan asal China itu, bahkan sebelum hasil keefektifannya diketahui. “Tampaknya sekarang mereka ada di posisi lebih baik untuk menerima dosis vaksin,” katanya.

Persyaratan rantai pasok untuk vaksin Sinovac juga sederhana, yakni bisa disimpan pada penyimpanan bersuhu 2-8 derajat celcius, mirip dengan vaksin dari AstraZeneca-Oxford. Hal ini membuat vaksin lebih mudah untuk didistribusikan dan disimpan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro