Bisnis.com, JAKARTA - Jarir at-Thobari, tim komnas penilai obat menyampaikan keunggulan uji klinik yang dilakukan di Bandung yang melibatkan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan Biofarma dibandingkan di Brasil dan Turki.
Menurutnya, uji klinis di Bandung yang melibatkan masyarakat umum sebagai sampel menjadi keunggulan tersendiri karena berbeda dengan Turki dan Brasil dengan sampel tenaga Kesehatan dan mereka yang berisiko tinggi.
Seperti diketahui, hasil uji klinis di Brasil menunjukkan kemanjuran 78 persen, di Turki 91,25 persen dan di Indonesia 65 persen.
Baca Juga https://kabar24.bisnis.com/read/20210110/15/1341019/vaksinasi-covid-19-jokowi-mungkin-minggu-depan-i |
---|
Sementara itu, Sri Rezeki dari ITAGI dan Iris Rengganis dari Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia menyampaikan bahwa vaksinasi ini tetap mengharuskan masyarakat patuh pada 3M, karena vaksinasi ini akan dilakukan dua kali untuk memastikan antibodi terbentuk dalam waktu 14 hari hingga 1 bulan.
Selain kepatuhan masyarakat, Daeng M Faqih dari PB IDI menghimbau para tenaga kesehatan harus mendukung program vaksinasi ini dan meminta masyarakat untuk mengakhiri polemik mengenai vaksin tersebut.
Asrorun Niam Sholeh dari MUI menyampaikan setelah mendapatkan UEA dari Badan POM, MUI akan melakukan finalisasi fatwa mengenai vaksin tersebut.
.