Bisnis.com, JAKARTA - Regulator obat Hongaria memberikan izin penggunaan darurat vaksin Sputnik V buatan Rusia yang juga dikembangkan AstraZeneca Plc.
Menteri Kabinet Hongaria Gergely Gulyas mengatakan keputusan ini menyusul tekanan dari Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban yang menginginkan proses vaksinasi dipercepat.
Melansir Bloomberg, Kamis (21/1/2021), seperti negara Eropa lainnya, Hongaria menghadapi keraguan publik terhadap vaksin dan sejauh ini hanya 1 persen dari populasi di negara tersebut yang sudah disuntik vaksin. Adapun vaksin yang digunakan yakni buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto akan berada di Moskow pada Jumat untuk menyetujui pembelian vaksin Rusia dalam jumlah besar. Terlepas dari persetujuan darurat yang berlaku untuk enam bulan pertama, otoritas kesehatan Hongaria tetap meninjau uji klinis yang berlangsung di Rusia.
"Kami hanya ingin mendapatkan vaksin yang telah digunakan pada beberapa juta orang dan yang dianggap oleh otoritas Hongaria aman dan efektif dan telah disetujui," kata Gulyas.
Hongaria juga siap untuk membeli lebih dari satu juta dosis dari Sinopharm dalam beberapa hari setelah persetujuan peraturan.
Sementara itu, memperluas pembuatan kesepakatan untuk vaksin yang belum disetujui Uni Eropa bukanlah tanpa risiko. Pengembang China dan Rusia yang lambat dalam merilis data uji klinis, menimbulkan pertanyaan tentang transparansi, kemanjuran, dan keamanan.
Membuat orang Hongaria memercayai vaksin juga menjadi tantangan setelah Orban mengatakan warga tidak akan diberi tahu dosis apa yang akan mereka dapatkan.