Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing bisa menjadi perantara pembawa virus corona yang bisa ditularkan kepada manusia./Ilustrasi/Livejournal
Health

Kucing dan Anjing Membutuhkan Vaksin Virus Corona Sendiri, Kenapa?

Syaiful Millah
Selasa, 26 Januari 2021 - 09:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kelompok penelitian mengatakan bahwa kucing dan anjing akan membutuhkan vaksin virus corona (Covid-19) mereka sendiri untuk mencegah virus corona berkembang lebih jauh dan kembali melompat ke manusia.

SARS-CoV-2, virus penyebab pandemi Covid-19 diketahui telah menginfeksi sejumlah hewan selain manusia, termasuk kucing, anjing, cerpelai, harimau, dan gorila. Akan tetapi, sejauh ini ilmuwan tidak menganggap hewan memainkan peran penting dalam penyebaran virus ke manusia.

Namun demikian, penulis editorial yang dirilis baru-baru ini di jurnal Virulence, mengatakan bahwa reservoir hewan ini dapat menimbulkan risiko bagi manusia di masa mendatang, karena ada potensi virus untuk berevolusi pada spesies tersebut dan menyebar ke manusia.

Kavin Tyler, pemimpin redaksi Virulence dan para penulis editorial menyatakan bahwa risikonya selama ada reservoir ini adalah virus akan mulai berpindah dari hewan ke hewan dan kemudian mulai mengembangkan strain khusus hewan.

Selanjutnya, strain dapat menyebar kembali ke populasi manusia dan hal tersebut akan membuat kejadian seperti ini akan kembali terulang. “Dengan demikian, vaksinasi beberapa spesies hewan peliharaan mungkin juga diperlukan untuk mengekang penyebaran infeksi,” catat para penulis.

Namun demikian, penulis tidak menyerukan untuk memvaksinasi anjing dan kucing terkait Covid-19 untuk saat ini, melainkan lebih kepada mengusulkan gagasan tersebut untuk dipertimbangkan di masa depan.

Tyler mengatakan kepada Livescience melalui email, penting ditekankan bahwa mereka tidak melihat penularan selanjutnya pada kucing atau anjing yang terjadi saat ini dan pemilik tidak perlu mempertimbangkan untuk memvaksin hewan peliharaan mereka.

“Akan tetapi, kami harus bersiap untuk hal itu sebagai kemungkinan di beberapa tahap,” katanya seperti dikutip dari Live Science, Selasa (26/1/2021).

Memang, Departemen Pertanian Amerika Serikat saat ini tidak memberikan persetujuan untuk lisensi vaksin Covid-19 hewan peliharaan, karena saat ini data tidak menunjukkan bahwa vaksin memiliki nilai tersebut.

Joelle Hayden, juru bicara Departemen Pertanian AS mengatakan kepada majalah Science bahwa perusahaan masih bebas untuk melakukan penelitian dan pengembangan vaksin, tapi tanpa lisensi mereka tidak dapat menjual atau mendistribusikannya.

Akan tetapi, vaksin Covid-19 untuk cerpelai – yang telah terbukti terinfeksi virus dalam jumlah besar di peternakan dan menyebarkannya kembali ke manusia dalam beberapa kasus di sejumlah negara – adalah cerita lain.

Menurut New York Times, Departemen Pertanian AS telah menerima aplikasi lisensi vaksin Covid-19 untuk cerpelan dan para peneliti di Amerika Serikat dan Rusia saat ini sedang mengembangkan vaksin untuk hewan tersebut.

Lebih luas lagi, editorial baru menyerukan penggunaan berkelanjutan atas langkah-langkah kesehatan dan keselamatan yang ketat untuk mengurangi transmisi dan evolusi dari varian SARS-CoV-2 yang baru.

“Melanjutkan upaya kesehatan masyarakat untuk mendorong vaksinasi serta terus menggunakan alat pelindung diri yang tepat, seperti penutup wajah yang tepat dan menjaga interaksi sosial yang aman adalah hal paling penting,” kata mereka.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro