Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah menggunakan oximeter untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
Dalam laman resmi WHO pada 26 Januari 2021, penggunaan oximeter adalah salah satu rekomendasi yang dibuat oleh WHO dalam revisi pedoman manajemen klinis.
Melalui laman resmi milik WHO, oximeter adalah alat medis yang digunakan untuk memantau tingkat oksigen dalam darah pasien. Alat ini untuk mengingatkan petugas kesehatan jika kadar oksigen turun di bawah tingkat yang aman, memungkinkan intervensi cepat.
Mengutip which.co.uk, berdasarkan British Lung Foundation, tingkat saturasi oksigen darah normal untuk seseorang yang sehat adalah sekitar 95–100 persen. Jika kadar oksigen di bawah itu, maka bisa menjadi indikator adanya masalah paru-paru.
Beberapa pasien Covid-19 ditemukan bahwa mereka memiliki kadar oksigen darah yang sangat rendah dan mereka tidak selalu menyadari hal itu.
Kepala klinis untuk Asma Inggris dan British Lung Foundation, Dr Andy Whittamore, menyarankan bahwa pemantauan apa pun yang dilakukan di rumah perlu menjadi bagian dari rencana manajemen yang jelas dan bukan pengganti nasihat klinis.
"Siapa pun yang khawatir tentang gejala, mereka harus berbicara dengan dokter," katanya.
Oximeter akan membantu pasien Covid-19 melakukan observasi secara mandiri di rumah. Kadar saturasi oksigen yang rendah menjadi indikator seseorang wajib menjalani perawatan di rumah sakit.
Adapun oximeter banyak ditemui di situs jual beli online. Para penjual mematok harga yang cukup bervariasi, atau mulai dari kurang dari Rp100.000 hingga Rp200.000-an.
Berdasarkan pantauan Bisnis, alat oximeter yang dijual dengan harga bervariasi tersebut, rata-rata memiliki fungsi yang sama. Pembeda satu alat dengan yang lain berdasarkan ulasan dari para pembeli adalah masa pakai dan akurasi.