Ilustrasi/Antara
Health

Afrika Selatan Tunda Peluncuran Suntikan Vaksin Oxford-AstraZeneca

Syaiful Millah
Senin, 8 Februari 2021 - 16:58
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Studi baru-baru ini menyatakan bahwa rejimen dua dosis vaksin Oxford-AstraZeneca hanya memberikan perlindungan minimal terhadap varian virus corona Afrika Selatan. Ini membuat kekhawatiran terhadap banyak orang.

Dilansir dari Express UK, Senin (8/2) sebagai tanggapan atas hal tersebut, pemerintah Afrika Selatan untuk sementara menangguhkan peluncuran suntikan vaksin Covid-19 dari pengembang tersebut.

Namun demikian, para pakar kesehatan Inggris dengan cepat merespons guna menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran yang muncul. Menteri Vaksin Inggris Nadhim Zahawi mengatakan bahwa vaksin masih akan memberikan perlindungan melawan virus berbahaya ini.

Sarah Gilbert, pemimpin pengembang vaksin di Oxford juga menyerukan hal serupa. Dia menyatakan bahwa vaksin masih melindungi orang dari penyakit parah. Ini bersumber dari fakta bahwa tidak ada bukti vaksin tidak efektif sama sekali.

Dalam uji klinis, tidak ada kasus penyakit parah atau rawat inap baik pada kelompok yang divaksinasi atau kelompok plasebo, itulah sebabnya Oxford tidak dapat menyimpulkan jika efektivitas disinggung sebagai masalahnya.

Uji Coba yang lebih dari vaksin lain yang menggunakan teknologi vektor virus serupa, menunjukkan bukti bahwa itu dapat mencegah penyakit parah dan vaksin Oxford diyakini bakal mirip dengan hal ini.

Sebuah analisis yang dikirimkan sebagai laporan pra-cetak dan belum ditinjau oleh sejawat, menemukan vaksin memberikan perlindungan minimal terhadap infeksi Covid-19 ringan-sedang dari varian Afrika Selatan.

Sementara itu, analisis yang dikirimkan juga menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki kemanjuran yang tinggi terhadap jenis virus corona asli di negara itu, bukan yang setelah mutasi terjadi.

Peneliti dari University of Witwatersrand dan lainnya di Afrika Selatan bersama University of Oxford menemukan bahwa efektivitas vaksin terhadap varian B.1.351 secara substansi al berkurang jika dibandingkan dengan jenis aslinya.

Data awal ini, tampaknya mengkonfirmasi pengamatan teoritis bahwa mutasi pada virus yang terlihat di Afrika Selatan akan memungkinkan penularan virus yang berkelanjutan pada populasi yang divaksinasi.

Dalam penelitian terhadap sekitar 2.000 relawan yang rerata berusia 31 tahun, penyakit ringan didefinisikan sebagai setidaknya pasien mengalami satu gejala umum dari sejumlah daftar gejala penyakit Covid-19.

Perlindungan terhadap penyakit sedang-berat, rawat inap atau kematian tidak dapat dinilai dalam penelitian ini karena populasi sasaran memiliki risiko yang sangat rendah untuk informasi lebih lanjut.

Adapun, saat ini pekerjaan tengah dilakukan di University of Oxford yang bekerja sama dengan mitra untuk menghasilkan versi baru vaksin yang telah disesuaikan untuk menargetkan varian anyar tersebut.

Shabir Madhi, Profesor vaksinasi di University of Witwatersrand mengatakan data terbaru dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa perlindungan terhadap titik akhir penyakit penting ini tetap dipertahankan.

"Temuan ini mengkalibrasi ulang pemikiran tentang bagaimana mendekati virus pandemi dan mengalihkan fokus dari tujuan kekebalan kawanan terhadap penularan ke perlindungan semua individu yang berisiko dalam populasi," katanya.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro