Bisnis.com, JAKARTA - Tak sedikit yang mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 justru terinfeksi virus tersebut. Hal ini pun menimbulkan pertanyaan, kenapa bisa?
Kandidat PhD di Fakultas Kedokteran Universitas Kobe, Jepang, dr Adam Prabata mengatakan sejatinya vaksin Sinovac yang dipakai Indonesia saat ini tidak menyebabkan orang terinfeksi Covid-19 atau membuat hasil PCR menjadi positif.
Begitu pula dengan vaksin lainnya yang telah diuji klinis fase III seperti AstraZaneca, Pfizer, Moderna, Gamaleya, Sinopharm, Novavax, dan JnJ.
Dia menyebut terdapat kemungkinan kejadian tersebut yakni vaksin diberikan saat seseorang sudah terinfeksi Covid-19 dan sedang masa inkubasi.
"Hingga saat ini belum diketahui secara pasti kemampuan vaksin Sinovac untuk mencegah seseorang terinfeksi Covid-19," ujar Adam dalam akun Instagram pribadinya seperti dikutip Bisnis, Senin (8/2/2021).
Lantas amankah mereka yang terinfeksi Covid-19 pada dosis pertama mendapat suntikan kedua? Adam memastikan bahwa mereka aman untuk diberikan vaksin.
Nyatanya, vaksin dapat diberikan pada pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh dna boleh selesai isolasi mandiri. Pun tidak ada jarak waktu minimum antara sembuh dari infeksi Covid-19 dengan waktu untuk divaksin.
Alasan perlunya mereka menerima suntikan kedua karena terdapat risiko reinfeksi dengan keluhan yang lebih berat pada orang yang sudah pernah terkena Covid-19. Imunitas yang muncul akibat infeksi alami pun bervariasi
"Hingga saat ini belum diketahui pasti berapa lama imunitas yang muncul setelah terinfeksi Covid-19 dapat bertahan," tambahnya.
Namun, kata Adam orang yang sedang mengalami Covid-19 dan mendapatkan terapi plasma konvalesen harus menunda vaksin hingga minimal 90 hari sejak terapi diberikan.
Penundaan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya intervensi antara antibodi dari terapi-terapu tersebut dengan kekebalan yang muncul karena vaksin