Vaksin Oxford dan AstraZeneca
Health

Ini Kata Dokter Internis Soal Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca

Desyinta Nuraini
Selasa, 16 Maret 2021 - 18:31
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah negara baru-baru ini menunda bahkan menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca. Hal ini karena ditemukannya beberapa kasus pembekuan darah pasca penggunaan vaksin buatan Inggris itu.

Namun nyatanya hingga saat ini belum ditemukan hubungan sebab akibat antara pembekuan darah dengan vaksin AstraZeneca. Hal ini disampaikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam RA Adaninggar.

"Diduga kejadian ini berhubungan dengan batch vaksin yang diedarkan di Eropa yaitu batch ABV 5300," ujar wanita yang akrab disapa Ning itu dalam akun Instagram pribadinya, Selasa (16/3/2021).

Dalam data produk keamanan vaksin AstraZeneca dari 4 uji klinis yang dilakukan di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan terhadap 23.745 relawan, efek samping yang dilaporkan mayoritas pada derajat ringan hingga sedang. Efek ini pun hilang dalam beberapa hari setelah vaksin.

Dituliskan Ning, efek samping yang paling banyak dilaporkan antara lain lebih dari 60 persen nyeri tempat suntikan, 50 persen pusing dan lemas, 40 persen nyeri otot dan lelah, 30 persen demam dan menggigil, serta 20 persen nyeri sendi dan mual.

Efek samping setelah suntikan kedua bahkan lebih jarang dan lebih ringan. "Efek samping pada lansia usia 65 tahun ke atas, lebih ringan dan lebih jarang," tulisnya.

Disebutkannya memang ada 2 efek samping serius yang dilaporkan berupa demam tinggi dan keradangan saraf tulang belakang.

Ada pula efek samping yang jarang berupa kebas, mati rasa, kelemahan pada otot, pembengkakan kelenjar getah bening penurunan nafsu makan pusing seperti melayang, nyeri perut, berkeringat banyak, gatal-gatal, dan kemerahan kulit.

Akan tetapi, efek tersebut angka kejadiannya 1 per 1.000 kejadian.

Terkait efek pembekuan darah, Ning menyebut ada 37 kasus pembekuan darah yang dilaporkan pada penerima vaksin AstraZeneca di Eropa. Terperinci, 15 kasus trombosis Vena dalam dan 22 kasus emboli paru, serta ada yang menyebabkan kematian.

Beberapa negara seperti Kanada, Perancis, Australia, dan Thailand memutuskan tetap melanjutkan vaksinasi karena tidak ada laporan serius dan beda batch vaksin.

"Efek samping pembekuan darah yang diduga terjadi akibat vaksin AstraZeneca belum pernah dilaporkan sebelumnya saat uji klinis dan disuntikkan di Inggris, India, dan Uni Eropa," tutur Ning.

Pihak AstraZeneca pun telah melakukan peninjauan cermat terhadap semua data keamanan terhadap lebih dari 17 juta orang yang sudah divaksinasi di Inggris dan Uni Eropa. Hasilnya tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko pembekuan darah dalam usia yang ditentukan, kelompok, jenis kelamin, dan negara tertentu.

WHO juga dalam pernyataannya menyebut tidak ada alasan untuk berhenti menggunakan vaksin AstraZeneca karena tidak ditemukan hubungan sebab akibat antara vaksin dan pembekuan darah. European Medicine Agency (EMA) juga menyatakan hal yang sama.

"Pihak-pihak berwenang di dunia masih terus menginvestigasi insiden ini," sebut Ning.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro