Warga menjalani tes cepat (rapid test) Antigen COVID-19, di area Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (18/12/2020). Pengelola Bandara Ngurah Rai Bali mulai Jumat (18/12) menyediakan layanan Rapid Test Antigen setelah sebelumnya telah menyediakan layanan Rapid Test Antibodi yang dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk melakukan perjalanan. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp.
Health

Mau Tes Antibodi Covid-19, Perhatikan Hal ini

Novita Sari Simamora
Rabu, 17 Maret 2021 - 19:05
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tes antibodi Covid-19 memiliki dua tujuan yakni mengetahui terjadinya serokonversi yang menandakan bahwa pernah terkena infeksi dan potensi kekebalan terhadap infeksi virus corona.

Epidemiolog UNS Tonang Dwi Ardyanto mengungkapkan bahwa antibodi yang dapat terbentuk setelah infeksi Covid-19 sangat bermacam-macam. Ada yang mampu berikatan sekaligus mampu menetralisir virus.

Contoh utama adalah antibodi S-RBD (Receptor Binding Domain pada protein S yang menjadi titik ikatan antara virus ketika hendak masuk ke dalam sel tubuh manusia).

Ada juga yang hanya mampu berikatan, tapi tidak mampu menetralisir virus. Contoh utama adalah protein S-Non RBD. Artinya antibodi terhadap protein S virus tapi di luar titik ikatan virus dan sel tubuh. Sehingga antibodi ini mampu mengikat virus covid, tapi tidak mampu menghambat ikatannya dengan sel tubuh manusia.

Ada yang bahkan tidak mampu berikatan dengan virus. Contoh utama adalah antibodi N, karena bagian N dari virus ini berada di bagian dalam virus, baru bekerja ketika virus sudah masuk ke dalam sel tubuh manusia.

Bila seseorang berniat untuk menguji pernah terinfeksi virus corona atau tidak, maka umumnya yang digunakan tes yang mendeteksi antibodi N. Begitu juga kalau misalnya tes antigen, umumnya mendeteksi protein N dari virus.

Namun, bila berencana untuk menguji potensi netralisasi, maka tes yang paling tepat adalah PRNT (Plaque Reduction Netralization Test). Intinya serum kita langsung diuji terhadap virus hidup, seberapa mampu menetralisirnya. Uji ini ideal, tapi relatif perlu teknik, waktu dan terutama keamanan karena harus menggunakan virus hidup.

Untuk mengurangi risiko, selain PRNT dicoba dengan pNT dan svNT. Intinya menggunakan pseudo-virus atau surrogate-virus agar lebih aman. Tetapi teknik dan pelaksanaannya masih perlu waktu.

Maka kemudian dikembangkan metode pengukuran Total Neutralizing Antibody untuk mengestimasi daya netralisasi.

Tonang menambahkan bahwa  tidak semua antibodi memiliki daya netralisasi. Begitu juga, ada faktor maturitas antibodi. Semakin matur antibodi, semakin tinggi potensi netralisasi. Semua antibodi yang berdaya netralisasi, pasti antibodi matur. Tapi tidak semua antibodi matur, punya daya netralisasi.

“Karena itulah, harus selalu dilakukan usaha mengukur seberapa kekuatan estimasi tes total neutralizing antibodi ini terhadap metode PRNT atau pNT dan svNT,” ungkap Tonang, Rabu (17/3/2021).

Untuk saat ini, yang digunakan adalah mengukur S-RBD sebagai estimasi total neutralizing antibody.  Pastikan Anda juga memahami benar tentang konsep serokonversi dan netralisasi ini sebelum memutuskan menjalani tes antibodi terkait vaksinasi Covid.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro