Bisnis.com, JAKARTA - Program vaksin virus corona dilakukan pemerintah untuk mencegah tingkat keparahan akibat Covid-19. Namun, apakah orang yang pernah divaksin hingga 2 kali bisa terinfeksi virus?
Epidemiolog UNS Tonang Dwi Ardyanto mengungkapkan bahwa vaksin yang disuntikan ke tubuh penerima berisi virus yang sudah mati. Maka vaksinasi tidak menyebabkan tes swab PCR dan antigen positif.
“Isi vaksin yang saat ini digunakan di dunia untuk Covid-19, berisi virus mati atau bagian dari virus yang tidak aktif lagi. Begitu disuntikkan di otot, segera ditangkap oleh sel-sel imun, dibawa ke kelenjar limfe,” ungkapnya, Rabu (17/3/2021).
Vaksin tidak membuat tes PCR atau antigen menjadi positif. Kalau setelah disuntik vaksin ternyata positif, berarti itu karena penularan, bukan karena vaksinasi.
Tonang mengungkapkan bahwa setelah vaksinasi dengan jenis inactivated seperti produk BioFarma saat ini, maka target utama adalah terbentuk antibodi S. Namun, karena bentuknya virus utuh yang dimatikan, maka dapat juga terbentuk antibodi N.
“Kebanyakan rapid tes antibodi, mendeteksi antibodi N. Maka setelah vaksinasi dengan vaksin covid produk BioFarma, dapat terjadi hasil rapid tes antibodi reaktif,” katanya.
Tonang menuturkan bahwa vaksin selain inactivated, cenderung fokus hanya pada antibodi S. Maka rapid tes antibodi baru dapat reaktif kalau targetnya mendeteksi antibodi S.