Vaksin Oxford dan AstraZeneca
Health

9 Fakta Vaksin Covid-19 AstraZeneca dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional

Janlika Putri Indah Sari
Selasa, 30 Maret 2021 - 16:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 telah dilaksanakan serentak 14 Januari mulai diberikan kepada masyarakat secara bertahap.

Kebutuhan vaksin Covid-19 dari Sinovac tidak akan mencukupi, sehingga diperlukan vaksin Covid-19 dengan platform non-replicating viral vector produksi AstraZeneca.

Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diterima oleh Bisnis, Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang akan datang di Indonesia merupakan bantuan kerja sama multilateral melalui COVAX GAVI-AMC Facility. Kerjasama telah disetujui oleh Managing  Director office of The COVAX Facility melalui surat  tertanggal 29 Januari yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI, akan membantu sekitar 20% dari jumlah penduduk.

Menurut informasi tertanggal 3 Februari 2021, tahap awal diberikan pada awal Maret 2021, setelah persyaratan di dalam negeri terselesaikan. Suplai akan diberikan secara bertahap, pada Q-1 25-35%, di Q-2 65-705%. Direncanakan bahwa akan terkirim sejumlah 13.708.00-23.169.600 dosis secara bertahap setelah semua persyaratan dokumen terpenuhi.

Vaksin AstraZeneca tersebut berasal dari SK Biologics Korea Selatan untuk Q-1.

Isu Keamanan juga turut mewarnai Vaksin Covid-19 AstraZeneca. Kejadian keamanan vaksin sehubungan dengan laporan gangguan pembekuan darah (blood clot) pada tiga bets tertentu.

Untuk memperjelas kesimpangsiuran tersebut, berikut adalah fakta Vaksin Covid-19 AstraZeneca dari Kemenkes:

1. Vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat diberikan pada usia >18 tahun, sesuai dengan EUA yang telah diperbaiki pada interval dosis kedua menjadi 4 – 8 minggu atau 8 – 12 minggu. Namun, untuk pelaksanaan di lapangan secara operasional lebih tepat dipilih dengan interval 8 minggu.

2. Diperlukan kehati-hatian pada pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk usia lansia terutama
dengan komorbid (dengan memperhatikan skrining menurut kriteria frailty/renta).

3. WHO-Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVs) dan EMA memutuskan bahwa.

4. Vaksin Covid-19 AstraZeneca mempunyai lebih banyak manfaatnya daripada efek samping.

5. Gangguan pembekuan darah tidak ditemukan pada uji klinis vaksin AstraZeneca.

6. Tidak terdapat bukti bahwa kejadian tersebut berhubungan dengan bets tertentu.

7. Gangguan pembekuan darah merupakan kejadian yang sangat jarang terkait dengan vaksin.

8. Kejadian tersebut akan dipantau secara berkala untuk mendapatkan kesimpulan kausalitas.

9. Diperlukan penguatan surveilans keamanan vaksin Covid-19 Platform Non-replicating Viral Vector
(AstraZeneca) untuk memantau serious adverse event (SAE) maupun adverse event special
interest (AESI)

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro