Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona telah mengubah tren arsitektur rumah tinggal. Bahkan ada perbedaan antara 2020 dan 2021 ini.
Ketua Umum Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Rohadi mengatakan 2021 ini tren rumah kembali kepada budaya tempat kita dilahirkan.
Sempat awal 2020 desain rumah berkiblat pada konsep kekinian yang 'bebas' dan penuh hingar bingar dengan mengaplikasikan warna tegas dan solid. Namun ketika pandemi datang, pembatasan dan jaga jarak pun diadaptasi di dalam ruang.
Para desainer interior terbelenggu pada konsep yang mulanya bersifat komunitas seperti menyediakan ruang kumpul, kini menjadi individualis.
Dengan perkembangan pandemi, hampir semua desainer interior berpikir bagaimana desain rumah sesuai dengan kebutuhan yang mendukung bekerja atau belajar dari rumah.
Semua di-make over. Konsep rumah seperti kafe lantas muncul. Ruang tamu dijadikan ruang kerja, ruang makan dijadikan ruang baca, hanya kamar tidur yang menjadi tempat ternyaman.
Namun, jenuh perlahan-lahan muncul walaupun rumah sudah didesain sesuai iklim kafe atau perkantoran. Hal ini karena hampir 1 tahun banyak orang bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Menurut Rohadi yang dibutuhkan saat ini bukan lagi rumah dengan suasana kantor atau cafe, melainkan suasana alam yang bersifat terbuka alias outdoor.
"Udara harus mengalir tanpa satu penghalang," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Pilihan rumah dengan memaksimalkan luar ruang ini menurut Rohadi sangat baik agar terjadi sirkulasi udara dan mencegah radiasi teknologi yang terpasang di rumah seperti dari WiFi.
Pada 2021 ini, warna pun lebih kepada warna alam yang lembut. Warna hijau daun, warna tanah, atau dan warna-warna nude bisa menjadi pilihan. Warna-warna ini bisa memberikan pandangan baru dan relaksasi sehingga sehingga menimbulkan rasa tenang dan meningkatkan imunitas tubuh.
Untuk menambah suasana, Rohadi menyebut kini banyak orang yang menjadikan kembali tanaman sebagai pajangan nan menyegarkan mata serta pikirian. "Semua orang ingin kembali ke alam," imbuhnya.
Sementara penghawaan di dalam ruang menggunakan filterisasi sehingga udara yang keluar terlebih dahulu tersaring untuk membunuh bakteri serta virus.
Di sisi lain, material rumah yang digunakan kini lebih banyak menggunakan bahan-bahan solid yang mudah dibersihkan seperti logam, kaca, kayu, dan plastik. Begitu pula dengan lantai yang menggunakan karpet ataupun dilapis atau coating.
"Dari semua ini, apa yang dibentuk oleh si Covid-19 membuat orang itu balik lagi ke perilaku 70-an sampai 80-an, perilaku yang baik," tutur Rohadi.