Bisnis.com, JAKARTA - Jaringan supermarket lokal Korea : E-mart, Lotte Mart, dan Homeplus mengkonfirmasi untuk terus memboikot makanan laut Jepang. Hal itu lantaran keputusan pemerintah Jepang melepaskan sejumlah besar air radioaktif ke laut dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang rusak.
Keputusan untuk terus melarang impor produk laut Jepang berakar pada dampak lingkungan yang mengalir dari gempa dan tsunami yang melanda Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi pada 2011. Wilayah itu terkontaminasi radiasi dan warga Korea mendesak pemerintah dan perusahaan ritel untuk berhenti mengimpor makanan dari Jepang.
“Untuk menghindari kontroversi, kami hanya mengimpor makanan laut dari jauh di Amerika Serikat atau Norwegia. Kami bahkan tidak mempertimbangkan untuk mengimpor produk makanan Jepang,” kata seorang pejabat dari salah satu jaringan supermarket yang dikutip dari Korea Times, Rabu (14/4/2021).
Toserba di Korea juga telah berhenti menjual makanan laut Jepang sekitar 10 tahun lalu. Bahkan bar sushi yang ada di toserba tidak akan menggunakan ikan Jepang.
Sebelum bencana PLTN, berbagai hasil laut seperti hairtail, pollack, snapper dan mackerel pike biasa didatangkan dari Jepang. Sekarang sudah tergantikan oleh produk dalam negeri atau makanan beku impor dari luar negeri.
E-mart dan Lotte Mart juga berjanji untuk memperkuat pengujian tingkat radiasi in-house mereka pada makanan laut impor, terpisah dari yang dijalankan pemerintah. “Kami akan melakukan uji radiasi ketat pada semua produk makanan laut impor,” kata seorang pejabat Lotte Mart.
Sementara itu, Homeplus mengatakan akan menawarkan lebih banyak produk makanan laut yang memiliki label ‘ramah lingkungan’.
Saat ini, di Korea, Kementerian Keuangan hanya mengizinkan impor produk laut yang telah diuji aman dari kontaminasi radioaktif oleh Kementerian Keamanan Pangan dan Obat.
