Bisnis.com, JAKARTA – Penelitian terbaru kembali menemukan bahwa penyintas Covid-19 mungkin hanya butuh satu kali suntikan dari vaksin yang seharusnya diberikan sebanyak dua kali.
Dilansir dari Bloomberg, tim riset Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles pada Sabtu (17/4/2021) menyatakan bahwa mereka menemukan respons imun penyintas Covid-19 muncul jauh lebih kuat saat diberikan satu kali dosis suntikan.
Pemimpin riset Cedars-Sinai Medical Center Susan Cheng mengatakan respons imun penyintas Covid-19 dari suntikan vaksin dosis pertama ini hampir sama dengan orang yang tidak pernah terinfeksi dan menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19.
“Jika Anda pernah menderita Covid, Anda mungkin hanya memerlukan satu dari dua dosis yang direkomendasikan oleh Pfizer dan Moderna. Kami tidak menyangka hasilnya akan seperti ini,” ujar Susan, seperti dikutip Bloomberg.
Sebelumnya, hasil penelitian dari Italia yang baru diterbitkan New England Journal of Medicine juta menunjukkan hasil yang serupa.
Kebutuhan untuk memberikan hanya satu dosis kepada penyintas Covid-19 menjadi semakin mendesak karena adanya masalah keamanan terhadap vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca.
Menurut perhitungan ahli imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Mohammad Sajadi, dengan memberikan penyintas Covid-19 hanya satu dosis vaksin mRNA, akan ada tambahan 110 juta dosis vaksin di seluruh dunia.
Sajadi ikut menulis salah satu studi terbaru yang sesuai dengan temuan baru-baru ini. Seluruh temuan ini menuju ke arah yang sama, yaitu sistem kekebalan pada orang yang pernah terjangkit Covid mampu ‘mengingat’ virus tersebut, jadi vaksin pertama bertindak sebagai pendorong yang kuat untuk pertahanan yang sudah ada.
“Datanya sangat jelas. Setiap penelitian telah menunjukkan bahwa Anda mendapatkan respons memori yang sangat jelas dan kuat," ujar Sajadi.
Sejak Februari, beberapa negara Eropa termasuk Prancis, Spanyol, Italia, dan Jerman telah mengadopsi kebijakan yang memberi penyintas Covid-19 hanya satu dosis dari vaksin yang seharusnya diberikan dua dosis.
Di Israel, otoritas kesehatan pada awalnya tidak memberikan vaksin sama sekali kepada penyintas Covid-19, namun akhirnya merekomendasikan untuk memberikan satu kali dosis. Penelitian baru di Israel menunjukkan bahwa vaksin penguat menambah perlindungan terhadap varian yang lebih baru yang berasal dari Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
“Kami pikir penelitian kami mendukung rekomendasi untuk memberikan satu dosis vaksin kepada individu yang pulih untuk melindungi terhadap varian asli dan SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian,” ujar kepala Pusat Nasional Influenza dan Virus Pernapasan Israel Michal Mandelboim.
Di AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) masih merekomendasikan dua dosis vaksin untuk orang yang pernah menderita Covid-19. Namun, CDC kini tengah membahas opsi pemberian satu dosis vaksin kepada penyintas seiring dengan semakin banyaknya bukti.