Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan untuk mendeklarasikan keadaan darurat di dua pusat perkotaan utama guna membendung lonjakan kasus virus corona di negara tersebut.
Mengutip Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Kamis (22/4/2021), Perdana Menteri Suga Yoshihide mengatakan akan mencermati permintaan dari daerah-daerah tersebut dan mengambil keputusan sebelum akhir pekan ini.
Penularan terus meningkat di sekitar Osaka dan Tokyo. Para pakar mengungkapkan bahwa kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh varian baru yang lebih mudah menular.
Para pejabat di Provinsi Osaka tengah mempertimbangkan untuk meminta pasar swalayan, pusat perbelanjaan, dan taman hiburan untuk tutup sementara. Bar dan restoran mungkin akan diminta untuk lebih memperpendek lagi jam bukanya.
Lebih dari 5.200 penularan baru dilaporkan di seluruh Jepang pada Rabu (21/04/2021). Ini merupakan pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir angka harian melampaui 5.000.
Sementara itu, Provinsi Osaka, Jepang barat, mengatakan jumlah harian kasus virus korona mencapai rekor pada Rabu (21/04/2021).
Para pejabat kesehatan di Osaka memastikan 1.242 kasus dibandingkan rekor sebelumnya 1.219 pada Minggu (18/04/2021). Ini merupakan ke-8 kalinya jumlah tersebut melampaui batas 1.000. Provinsi tersebut juga melaporkan 20 kematian.
Jumlah kasus baru di dua provinsi tetangga Osaka juga mencapai rekor.
Hyogo melaporkan 563 kasus sedangkan Nara 112. Ini pertama kalinya angka tersebut melampaui 100 di Nara.
Sementara itu, para pejabat Pemerintah Metropolitan Tokyo memastikan 843 kasus baru virus korona pada Rabu.
Ini merupakan penghitungan harian tertinggi sejak keadaan darurat kedua dicabut bulan lalu, dan merupakan pertama kalinya sejak 29 Januari angka itu melampaui 800.
Jumlah ini juga naik 252 dari Rabu lalu (14/04/2021), menandai kenaikan ke-21 hari berturut-turut dari sepekan lalu.