Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai menjalani vaksinasi CoronaVac kedua di Istana Negara, Rabu (27/1/2021). JIB/Bisnis-Nancy Junita
Health

Menuju Transformasi Layanan Kesehatan Masyarakat

Syaiful Millah
Senin, 26 April 2021 - 01:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi virus corona seyogianya menjadi momentum bagi para pelaku industri kesehatan melakukan perubahan agar lebih efektif dan efisien. Berbagai pihak sepakat bahwa transformasi di sektor kesehatan perlu dilakukan untuk mempersiapkan masa depan yang serba tidak pasti.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan Presiden Joko Widodo memberikan tiga tugas utama kepadanya dalam kapasitasnya sebagai 'pembantu' di sektor kesehatan dan di tengah kondisi pandemi.

Ketiga tugas tersebut adalah menyukseskan vaksinasi, mengatasi pandemi, dan mentransformasi kesehatan. "Adanya krisis ini biasanya menjadi kesempatan untuk melakukan reformasi dan transformasi," tuturnya.

Transformasi yang dimaksud mencakup berbagai hal termasuk pusat pelayanan primer dan sekunder, respons kedaruratan, reformasi bidang pendanaan, bidang budaya dan sumber daya manusia, hingga teknologi dan sistem data kesehatan.

Budi menyatakan bahwa ini merupakan pekerjaan besar yang membutuhkan kerja sama dari tangan-tangan swasta, akademisi, dan masyarakat luas. Pemerintah, lanjutnya, bakal memfasilitas dan mendukung melalui regulasi yang pro dengan inovasi dan teknologi di sektor ini.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan bahwa transformasi layanan kesehatan sangat penting dilakukan dalam rangka mewujudkan amanat undang-undang untuk memberi akses kesehatan yang setara kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Menurutnya, transformasi kesehatan dalam bentuk digitalisasi layanan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi kesehatan masyarakat. Misalnya dengan memberi akses yang luas bagi warga untuk mendapat informasi dan konsultasi yang memadai.

Dia juga mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan keahlian dan keilmuan di bidang masing-masing, sembari juga meningkatkan keterampilan yang diperlukan dalam menyongsong transformasi layanan kesehatan.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) Nurul Falah mengatakan transformasi layanan kesehatan berbasis digital akan membantu publik mengakses tenaga kesehatan yang profesional secara personal.

Menurutnya, jika setiap masyarakat mendapatkan akses dan layanan kesehatan dari tenaga medis umum hingga tenaga medis profesional, mimpi untuk mewujudkan masyarakat yang sehat kian dekat.

Digitalisasi sistem kesehatan, lanjutnya, juga bakal meratakan akses masyarakat mendapatkan kebutuhan farmasi baik berupa obat, suplemen, jamu atau yang lainnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah implementasi yang sesuai aturan, mengingat produk farmasi sarat dengan regulasi dan informasi yang ketat.

Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Kuntjoro Adi Purjanto mengatakan pada era 4.0 seperti sekarang, rumah sakit masih menghadapi masalah klasik yang berkaitan dengan akses dan mutu.

Dia menuturkan bahwa transformasi digital di rumah sakit akan memberikan keadilan dan pemerataan yang dibutuhkan. Selain itu, digitalisasi juga akan mendorong mutu fasilitas kesehatan yang mencakup efektif, aman, pelayanan berbasis pasien, waktu yang lebih singkat, integritas, dan efisien.

Kuntjoro mengemukakan saat ini, tren di tataran global juga telah menunjukkan proses di lingkup rumah sakit yang sudah memanfaatkan teknologi terkini untuk menopang efisiensi dan efektivitas layanan yang ada.

Penggunaan teknologi seperti artificial intelligence, internet of things, machine learning, big data, dan teknologi mutakhir lainnya menjadi alat penunjang penting dalam operasional rumah sakit. "Saya anjurkan semua rumah sakit agar melek digital dan menjadi smart hospital. Ini memang tidak mudah, tapi harus dicoba," tandasnya.

Ketua Umum Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi) Purnawan Junadi menuturkan saat ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk mendorong layanan telemedicine agar berkembang lebih pesat. Dia optimistis terhadap kemajuan layanan di Indonesia.

Telemedicine, katanya, bukan lah saingan dari layanan konvensional yang ada di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Justru, ini akan menjadi perpanjangan tangan dan pelengkap yang akan sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Manfaat dari layanan ini antara lain dalam hal keamanan yang lebih terjaga, terlebih di masa pandemi karena tidak menuntut pertemuan langsung.

Selain itu, layanan ini juga dinilai sangat patient care dan dapat menghindari malpraktik karena semua informasi pasien tercatat secara elektronik. Manfaat lainnya, kata Purnawan, adalah efektif dan efisien baik bagi rumah sakit, dokter, maupun masyarakat luas.

"Ke depan ini akan perlu kerja sama dari semua pihak termasuk pemerintah. Saya optimistis pengembangan telemedicine di masa mendatang," ujarnya.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro