Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia merupakan negara dengan banyak tujuan wisata yang sayang untuk dilewatkan, termasuk wisata gunung yang merupakan gunung berapi aktif yang juga penuh tantangan.
Saat ini, sebanyak 127 gunung api aktif berada dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Jadi, para pelancong perlu mengenal lebih dekat jenis bahaya gunung api untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.
Kepala BNPB Doni Monardo mengungkapkan setiap orang dapat menghindar atau mengurangi risiko dengan mengenali ancaman atau bahaya yang ada.
“Pertama, kenali ancaman bencana di sekitar kita. kedua, kurangi risiko bencana sesuai kemampuan kita,” katanya dalam laman BNPB pada Selasa (27/4/2021).
Dia menjelaskan terdapat tiga jenis bahaya letusan gunung api, yakni bahaya primer, sekunder, dan kolateral.
Jenis yang pertama yaitu bahaya primer atau bahaya langsung dari peristiwa letusan gunung api. Bahaya yang berpotensi terjadi seperti aliran awan panas, lahar letusan atau lumpur panas, jatuhan piroklastik atau hujan abu, leleran lava dan gas vulkanik beracun.
Fenomena ini dapat terlihat seperti saat letusan hebat Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah pada 2010 lalu. Bahaya primer tersebut tidak hanya merusak apa pun lanskap wilayah lereng tetapi juga menelan korban jiwa.
Jenis kedua yaitu bahaya sekunder atau bahaya tidak langsung dari letusan. Bahaya ini berupa lahar hujan. Lahar hujan atau endapan material erupsi pada puncak dan lereng yang terbawa oleh hujan.
Peristiwa mengalirnya endapan material berupa lumpur dan bahkan batu besar ini dapat mengubah topografi sungai dan merusak infrastruktur. Bahaya lain dari jenis bahaya sekunder adalah banjir bandang dan longsoran vulkanik.
Bahaya ini dapat berdampak serius, seperti saat banjir lahar hujan yang merusak jaringan pipa air bersih di sekitar wilayah Kaliurang Barat, Sleman, DIY, pada awal Februari 2021.
Terakhir, bahaya kolateral atau bahaya lain yang dipicu dampak letusan gunung api. Bahaya ini dapat memicu Gerakan tanah pada tubuh gunung, penyakit endemik, kelaparan dan bahkan tsunami.
Contoh bahaya kolateral yang pernah terjadi di Indonesia saat tsunami menerjang beberapa kawasan di Provinsi Banten akhir 2018. Letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menyebabkan fenomena tsunami yang melanda daerah pesisir Banten dan Lampung.