Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi covid-19 di India sudah sangat mengkhawatirkan.
Jumlah kasus saat ini sudah mencapai 21,1 juta kasus positif dan sekitar 230.000 orang meninggal dunia.
Terjadinya tsunami covid-19 di India disinyalir karena kemunculan mutasi ganda virus corona B.1617. Sebelumnya, pada gelombang fase pertama, varian virus yang berkembang adalah N440K.
Saat ini, varian barunya perlahan-lahan digantikan oleh varian lain seperti B.1.617 (varian mutan ganda) dan B.1.1.7 (diidentifikasi di Inggris).
Seberapa berbahayanya varian virus ini? Penjelasannya adalah pada kasus akibat virus sebelumnya, pasien yang terkena virus membutuhkan waktu setidaknya seminggu untuk mencapai tahap hipoksia atau dispnea. Tetapi dengan virus ini, pasien mencapai tahap kondisi serius lebih cepat.
Para ilmuwan di Center for Cellular and Molecular Biology (CCMB) mengatakan pada varian baru ini memiliki masa inkubasi yang lebih singkat dan perkembangan penyakit jauh lebih cepat.
Varian ini kemungkinan besar menjadi akar dari fase pandemi saat ini (gelombang kedua) di India yang menyebabkan penyakit dan kekacauan di seluruh negeri. Para peneliti dari Hyderabad telah menemukan mutan baru di beberapa bagian India selatan dan lebih khusus lagi di Andhra Pradesh yang 15 kali lebih mematikan daripada strain sebelumnya.
Ilmuwan CCMB pertama kali menemukan B.1.617 (varian mutan ganda dari strain N440K yang dominan sampai sekarang) di Kurnool di Andhra Pradesh. Sejak itu menyebar ke Telangana, Andhra Pradesh, Karnataka, bagian dari Maharashtra dan Chhattisgarh.
Petugas Khusus COVID Distrik dan Kepala Sekolah Andhra Medical College PV Sudhakar mengatakan bahwa varian baru memiliki masa inkubasi yang lebih pendek dan perkembangan penyakitnya jauh lebih cepat. Pada kasus sebelumnya, pasien yang terkena virus membutuhkan waktu setidaknya seminggu untuk mencapai tahap hipoksia atau dispnea. Tetapi dalam konteks sekarang, pasien mencapai tahap kondisi serius dalam tiga atau empat hari. Dan itulah mengapa ada tekanan berat dalam ketersediaan tempat tidur dengan oksigen atau tempat tidur ICU.
Temuan ini mengkhawatirkan. Ini berarti bahwa seseorang yang terinfeksi membawa kemungkinan untuk menulari orang lain bahkan jika paparannya untuk waktu yang lebih singkat dan dapat menulari lebih banyak orang sekaligus. Mutan ini bisa menginfeksi lebih dari empat hingga lima orang dalam rentang waktu yang lebih singkat.
Menurut para ilmuwan, varian COVID baru ini bahkan mungkin lebih kuat daripada varian India B1.617 dan B1.618. Varian B.1.617 mengandung mutasi dari dua varian virus yang berbeda yakni E484Q dan L452R.
Dalam pembaruan epidemiologi terbaru, yang dirilis 27 April, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa beberapa varian lain juga beredar di negara tersebut, dan bahwa “Pemodelan awal oleh WHO berdasarkan urutan yang dikirimkan ke GISAID menunjukkan bahwa B.1.617 memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain yang beredar di India, menunjukkan potensi peningkatan penularan.
Itu juga telah ditemukan di setidaknya 16 negara lain, catat organisasi itu. WHO masih mencantumkan B.1.617 sebagai "varian minat" daripada "varian perhatian", karena pengaruhnya terhadap epidemiologi atau keefektifan vaksin, jika ada, tidak pasti.
Menurut sebuah laporan di The Scientist, Satu informasi awal muncul pada 23 April, ketika para peneliti melaporkan dalam pracetak bahwa B.1.617 dinetralkan secara in vitro oleh serum orang yang telah pulih dari COVID-19 atau telah menerima Covaxin India vaksin. Studi tersebut belum menjalani peer review.
"Dibandingkan dengan orang yang telah pulih dari COVID-19, kemampuan serum orang yang divaksinasi untuk menetralkan varian B.1.617 ternyata dua kali lipat lebih sedikit," rekan penulis Samiran Panda, ilmuwan senior di Dewan Medis India.
Varian virus korona N440K, yang mendatangkan malapetaka selama gelombang pertama pandemi di negara itu semakin berkurang dan kemungkinan besar akan segera menghilang, kata para ilmuwan di CSIR-Center for Cellular and Molecular Biology (CCMB).
Sudah masuk Indonesia
Yang harus diwaspadai adalah mutan ganda ini sudah masuk ke Indonesia.
Jubir vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan virus Corona varian jenis baru sudah masuk ke Indonesia. Varian baru tersebut antara lain B117, B1351, dan B1617.
“Varian yang digolongkan dengan Varian of Concern atau VoC yang diwaspadai itu ada tiga jenis yaitu B.117, B.1351, dan varian B1617. Varian B.117 ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75% dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya,” katanya.
Sebaran kasus varian baru di Indonesia antara lain varian jenis B. 1617 ada di Kepulauan Riau 1 kasus, dan DKI Jakarta 1 kasus. Varian B.117 ada di Sumatera Utara 2 kasus, Sumatera Selatan 1 kasus, Banten 1 kasus, Jawa Barat 5 kasus, Jawa Timur 1 kasus, Bali 1 kasus, Kalimantan Timur 1 kasus. Sementara untuk varian B. 1351 ada di Bali 1 kasus.
Untuk mencegah penularan lebih meluas, Nadia mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Situasi yang ada di Indonesia mengharuskan masyarakat untuk mematuhi betul apa yang sudah dianjurkan atau dilarang oleh pemerintah.
“Tidak ada yang menjamin bahwa dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang negatif selama dalam perjalanan ataupun selama dalam proses kita menuju kampung halaman misalnya, kita tidak terpapar COVID-19,” tutur Nadia.