Bisnis.com, JAKARTA — Tim ilmuwan internasional dari Menzies Health Institute Queensland (MHIQ) di Griffith University dan dari City of Hope, pusat penelitian dan pengobatan untuk kanker, diabetes, dan penyakit yang mengancam jiwa lainnya di AS, mengembangkan obat untuk mengobati Covid-19.
Para ilmuwan mengembangkan obat yang dapat digunakan untuk mengurangi gejala Covid-19 dan pulih lebih cepat. Obat ini diklaim akan menjadi generasi obat Covid-19 berikutnya. Seperti diketahui, sebelumnya obat antiviral yang digunakan dalam terapi Covid-19 biasanya adalah Tamiflu®, zanamivir dan remdesivir.
Pendekatan antivirus generasi berikutnya ini menggunakan teknologi RNA pembungkam gen yang disebut siRNA (small-interfering RNA). Obat ini berkerja dengan menyerang genom virus secara langsung di paru-paru, tempat infeksi paling kritis, sehingga dapat menghentikan replikasi virus.
“Pengobatan dengan siRNA khusus virus mengurangi viral load hingga 99,9 persen. Nanopartikel siluman ini dapat dikirim ke berbagai sel paru-paru dan membungkam gen virus,'' kata salah satu ketua peneliti Profesor Nigel McMillan dari MHIQ, mengutip situs resmi Griffith University, Rabu (19/5/2021).
Dalam uji coba pengobatan pada tikus yang terinfeksi SARS-Cov-2, menunjukan hasil meningkatkan keberlangsungan hidup dan menghilangkan penyakit.
Kevin Morris, peneliti utama dari City of Hope dan Griffith University mengatakan perawatan ini dirancang untuk bekerja pada semua betacoronavirus seperti virus SARS asli (SARS-CoV-1) serta SARS-CoV-2 dan setiap varian baru yang mungkin muncul di masa depan.
Dalam uji coba, obat tersebut stabil pada suhu 4 derajat celcius selama 12 bulan dan lebih dari satu bulan pada suhu kamar. Artinya obat ini dapat disimpang dengan mudah oleh semua orang.
“Partikel nano ini dapat diskalakan dan relatif hemat biaya untuk diproduksi dalam jumlah besar,” kata Morris.