Wanita bertubuh kurus/Istimewa
Health

Terobsesi Tubuh Ramping, Awas Risiko Penyakit Berikut

Nancy Junita
Senin, 24 Mei 2021 - 22:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gangguan makan adalah gangguan mental saat mengonsumsi makanan.

Penderita gangguan ini dapat mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak makanan, dan terobsesi pada berat badan atau bentuk tubuhnya.

Dikutip dari alodokter.com, Senin (24/5/2021), ada beberapa jenis gangguan makan, namun tiga jenis yang paling sering dijumpai adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan.

Gangguan ini bisa saja terjadi pada usia berapa pun, namun lebih sering dialami oleh remaja, sekitar usia 13 hingga 17 tahun.

Penyebab gangguan makan ini biasanya merupakan gabungan dari faktor genetik, faktor biologis, serta masalah psikologi.

Untuk menanganinya, psikiater dapat melakukan psikoterapi, dan pemberian obat antidepresan atau antikecemasan.

Gejala yang dirasakan penderita gangguan makan bervariasi, tergantung dari jenis gangguannya. Gejala gangguan makan berlebihan biasanya berupa:

Bulimia nervosa

Bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang membuat penderitanya ingin segera membuang makanan yang dikonsumsinya dengan cara yang tidak sehat, antara lain dengan:

1. Memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan.

2. Menggunakan obat pencahar atau obat yang membuang cairan tubuh.

Tindakan tersebut dilakukan karena penderita merasa bersalah telah makan banyak dan takut berat badannya berlebih. Akibat perilakunya, penderita bulimia dapat merasakan gangguan berupa:

1. Peradangan pada tenggorokan.

2. Membengkaknya kelenjar ludah pada leher dan rahang.

3. Dehidrasi parah karena kekurangan cairan.

4. Gangguan pencernaan, seperti penyakit refluks asam lambung (GERD) atau irritable bowel syndrome.

5. Gigi sensitif dan rusak.

6. Gangguan elektrolit.

Anoreksia nervosa

Gangguan ini membuat penderitanya membatasi asupan makannya, karena merasa berat badannya berlebihan, meskipun pada kenyataannya, tubuhnya sudah ramping atau justru terlalu kurus. Penderita anoreksia nervosa juga akan menimbang berat badannya secara berulang-ulang.

Asupan kalori yang terlalu sedikit pada penderita anoreksi nervosa dapat menyebabkan gangguan berupa:

1. Tumbuhnya rambut atau bulu halus di seluruh tubuh (lanugo).

2. Kulit kering.

3. Otot menjadi lemah.

4. Sering merasa kedinginan akibat suhu tubuh yang rendah.

5. Menstruasi menjadi tidak teratur, bahkan tidak mengalami haid.

6. Hipotensi atau darah rendah.

7. Anemia atau kurang darah.

8. Tulang keropos.

9. Beberapa organ tidak berfungsi (kegagalan multiorgan).

Gangguan di atas dapat berakibat fatal hingga mengakibatkan penderitanya meninggal. Kelaparan juga dapat menyebabkan penderitanya merasa sangat putus asa hingga melakukan percobaan bunuh diri.

Namun sayangnya, orang yang mengalami gangguan makan sering kali tidak merasa bahwa mereka butuh bantuan.

Bila Anda khawatir dengan perilaku seseorang yang tidak wajar saat makan, cobalah bicarakan dengannya mengenai perilaku janggal tersebut dan bujuk agar ia mau berkonsultasi dengan psikiater.

Perilaku janggal yang perlu diwaspadai antara lain adalah:

1. Mengganggap makan bukanlah suatu hal yang penting dan tidak makan merupakan hal yang wajar.

2. Selalu mengkhawatirkan berat badan dan sangat takut menjadi gemuk.

3. Sering bercermin.

4. Menggunakan suplemen, obat herba, atau obat pencahar untuk menurunkan berat badan.

5. Cenderung menghindari makan bersama keluarga atau teman-teman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro