Bisnis.com, JAKARTA--Riset terkini Lifepal Indonesia menemukan optimisme warga terkait perekonomian Indonesia di masa pandemi Covid-19.
Perencana keuangan dan financial educator Lifepal, Aulia Akbar membuat laporan menggunakan tiga set data, yakni data pergerakan masyarakat di Indonesia dengan memanfaatkan laporan mobilitas masyarakat selama oandemi Covid-19 yang dirilis Google.
Data tersebut diolah dan dibandingkan dengan data pertumbuhan kasus Covid-19 yang didapat dari Kemenkes dan pertumbuhan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang didapat dari situs Bank Indonesia.
Data dari Bank Indonesia menunjukkan, bahwa penguatan optimisme konsumen yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada periode Januari hingga April 2021 makin meningkat, seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.
Di sisi lain, jumlah kasus Covid-19 sejak 18 Mei 2021 juga terus mengalami peningkatan hingga 31 Mei 2021.
Mobilitas.
Berikut adalah data yang di dapat terkait perekonomian Indonesia saat pandemi :
1. Mobilitas masyarakat ke tempat belanja meningkat
Dari data laporan mobilitas masyarakat selama pandemi Covid-19 yang dirilis Google, Lifepal mencatat mobilitas warga di tempat belanja, toko bahan makanan dan apotek, terhitung dari awal Januari 2021 hingga 27 Mei 2021, berangsur-angsur naik.
Tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, dan taman umum lainnya juga mengalami kenaikan mulai dari 9 Mei 2021 hingga saat ini.
Adapun tren pergerakan yang masih menurun antara lain adalah, pusat transportasi umum maupun tempat kerja. Tentu saja hal itu disebabkan karena masih banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan kerja di rumah (WFH).
2. IKK mulai pulih
Seiring dengan meningkatnya mobilitas warga di pusat perbelanjaan, maka IKK pun cenderung mengalami peningkatan sejak Januari hingga April 2021. Adapun kenaikan IKK dalam rentang waktu 4 bulan di 2021 adalah 16,1 basis poin.
Namun, belum diketahui bagaimana IKK di bulan Mei, apakah naik lebih tinggi atau malah justru turun. Pasalnya, sejak pertengahan Mei, tepatnya mulai tanggal 19, tercatat kenaikan jumlah kasus penderita Covid-19. Padahal, sebelumnya sempat terjadi penurunan jumlah kasus yang signifikan.
3.Optimisme konsumen naik diiringi naiknya kasus baru COVID-19.
Peningkatan mobilitas warga tentu akan merangsang peningkatan IKK. Namun, kenaikan mobilitas juga berpotensi memperluas penyebaran Covid-19.
Terlihat jelas bahwa dari grafik kasus baru Covid-19 yang didapat dari situs Our World in Data, jumlah kasus baru sejatinya sempat menurun di awal Februari hingga 18 Mei 2021. Namun sayangnya, terjadi kenaikan penambahan kasus baru Covid-19 memasuki 19 Mei 2021 hingga saat ini.
Di satu sisi, kenaikan IKK mungkin menjadi sinyal yang baik karena hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas konsumsi dan juga investasi. Akan tetapi, peningkatan jumlah kasus Corona juga bisa menimbulkan masalah baru di masa yang akan datang.
Apabila kasus makin memuncak dan Pemerintah bukan tidak mungkin aktivitas warga kembali dibatasi, maka hal ini berpotensi kembali menurunkan konsumsi dan menciptakan ketidakpastian bagi para pelaku usaha yang akhirnya juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Indeks Keyakinan Konsumen
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) merupakan indikator ekonomi yang dirancang untuk mengukur optimisme atau pesimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian suatu negara.
Naik turunnya IKK disebabkan karena kenaikan dan penurunan dari dua indeks pembentuknya yaitu, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), dan Indeks Ekspektasi Konsumen.
Nilai IKK di bawah 100 menandakan masuknya IKK ke zona pesimis yang berimbas ke penurunan daya beli dari masyarakat. Sementara itu, nilai IKK di atas 100 menandakan bahwa IKK masih berada di level optimis.
Informasi seputar IKK dapat diakses langsung dalam survei konsumen Bank Indonesia (BI).