Ilustrasi/Thefiscaltime
Health

10 Hal Buruk Kerja Terlalu Lama, dari Serangan Jantung hingga Kerusakan Otak

Janlika Putri Indah Sari
Selasa, 22 Juni 2021 - 22:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Di masa saat ini bekerja untuk menyetabilkan ekonomi menjadi begitu menantang.

Jika biasanya Anda untuk bekerja 50 jam setiap minggu, namun untuk menambah pemasukan akan bekerja lebih jauh lama dari itu.

Mungkin, Anda berpikir jika menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan waktu lebih lama akan membuat perekonomian stabil dan pujian dari atasan.

Namun, sebenarnya setiap jam yang Anda habiskan lebih dari 40 jam seminggu membuat Anda kurang produktif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

Bekerja dengan durasi ekstra justru tidak mempertahankan produktivitas.

Melansir dari lifehack, Selasa (22/6/2021) berikut hal negatif dari bekerja dengan durasi lebih panjang:

1. Produktivitas berkurang

Jam kerja yang panjang seringkali kontraproduktif.

Ford Motor Company membuktikan hal ini pada 1990-an melalui serangkaian penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa setiap tambahan 20 jam kerja di atas 40 jam yang direkomendasikan, hanya menghasilkan peningkatan produktivitas selama tiga hingga empat minggu sebelum produktivitas menjadi negatif.

Jika secara konsisten bekerja berjam-jam, itu akan membuat kelelahan dan pasti mulai tertinggal dalam tugas.

Produktivitas menurun dan Anda harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengejar tugas yang terbengkalai.

2. Kelelahan meningkat

Kelelahan muncul ketika Anda bekerja berjam-jam dalam jangka waktu yang lama. Gejala kelelahan dari hari kerja yang diperpanjang termasuk kantuk, kelelahan, konsentrasi yang buruk, lekas marah dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit.

Gejala-gejala ini merupakan penghalang besar bagi produktivitas. Jika tidak berhenti dan beristirahat dari pekerjaan, kelelahan akan meningkat dan menjadi luar biasa.

3. Risiko keamanan yang lebih tinggi

Ketika kelelahan meningkat, dan Anda menjadi kewalahan karena hari kerja yang panjang, keselamatan akan terancam.

Itu akan memicu kecelakaan dan cedera terjadi di tempat kerja.

Bahaya keselamatan ini didukung secara jelas dengan bukti ilmiah karena tingkat kelelahan tidak mudah diukur.

Ini merupakan masalah logis yang tidak boleh Anda abaikan.

4. Kehidupan sosial yang terabaikan

Anda akan merasa sulit untuk mempertahankan kehidupan sosial yang sehat ketika bekerja 60 jam atau lebih dalam seminggu.

Waktu luang untuk dihabiskan bersama keluarga dan teman dekat tidak cukup dengan jadwal kerja ini.

Jam kerja yang diperpanjang juga dapat mengurangi kualitas hidup karena bertentangan dengan waktu berkualitas di luar pekerjaan.

5. Lebih banyak stres

Saat bekerja berjam-jam, Anda akan mengorbankan tidak hanya keluarga dan teman dekat Anda, tetapi juga diet, rutinitas olahraga, dan kewarasan Anda.

6. Kerusakan muskuloskeletal melakukan pekerjaan berulang dengan fury yang lama akan menimu gangguan muskuloskeletal (MSD).

Gangguan tersebut akan merusak otot, sendi, ligamen, tendon, dan saraf tubuh.

Hindari jam kerja yang berlebihan untuk memberikan waktu yang cukup bagi tubuh Anda. Beri waktu pada tuby untuk pulih dan memperbaiki dirinya sendiri setiap hari, jika tidak, otot mungkin akan melemah di bawah tekanan kerja.

7. Bahaya ergonomis

Kerja dengan durasi yang berlebihan dapat membuat Anda terkena bahaya ergonomis yang serius seperti bahan kimia, radiasi, getaran, kebisingan, dan suhu ekstrem.

Paparan terhadap bahaya ergonomis ini dapat memiliki implikasi kesehatan yang serius.

8. Serangan jantung

Risiko penyakit jantung meningkat tajam sebesar 67 persen untuk orang yang bekerja berjam-jam dibandingkan dengan orang yang bekerja standar 7-8 jam sehari. Itu menurut sebuah laporan oleh The University College London.

9. Kerusakan otak

Laporan lain, yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menemukan pekerja paruh baya yang bekerja lebih dari 55 jam seminggu memiliki keterampilan mental yang lebih buruk, termasuk memori jangka pendek dan berkurangnya kemampuan untuk mengingat kata-kata, dibandingkan mereka yang bekerja kurang dari 41 jam.

Studi ini menunjukkan jika lama di tempat kerja dapat menyebabkan kerusakan otak jangka panjang atau demensia.

Tidak jelas mengapa bekerja berjam-jam memiliki efek buruk pada otak, tetapi penelitian ini menyarankan memberikan jeda untuk berpikir bagi pecandu kerja.

10. Risiko obesitas

Para peneliti di University of Maryland School melaporkan bahwa jadwal kerja yang menuntut dapat berkontribusi pada obesitas.

Peneliti utama Nicole Au, yang memimpin penelitian serupa di Monash University di Australia, mengatakan jam kerja yang diperpanjang dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menyiapkan makanan rumahan, berolahraga dan tidur, yang merupakan faktor risiko obesitas.

Diakuinya, beberapa dari hubungan antara jam kerja yang diperpanjang menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro