Bisnis.com, JAKARTA – Musibah seperti kecelakaan, benturan, dan jatuh bisa saja terjadi di sekitar Anda. Bisa terjadi pada orang tua, anak, saudara atau mungkin orang yang tidak Anda kenal.
Meski berharap agar kejadian ini jangan sampai terjadi di sekitar Anda, tidak ada salahnya untuk belajar dan mengetahui penanganan awal kecelakaan.
Jangan sampai saat Anda ingin menolong korban kecelakaan, bukannya membantu, Anda justru semakin memperparah keadaan karena tidak tahu cara penanganannya.
Dokter spesialis tulang, Asa Ibrahim, membagikan tiga cara penanganan awal kecelakaan dan cedera di laman Instagramnya @asaibrahim_, Kamis (24/6/2021).
1. Safety
Pastikan keamanan korban dan penolongnya. Jangan sampai saat terjadi kecelakaan, Anda buru-buru ke tengah jalan dan tertabrak kendaraan lain akibat tidak berhati-hati.
2. Pahami prioritas
Prioritas terpenting saat menolong korban kecelakaan adalah pastikan korban bias bernapas. Karena hal yang paling cepat menyebabkan kematian pada kasus kecelakaan adalah tidak bisa bernafas.
Cara memastikan korban masih dapat bernafas dengan baik atau tidak adalah dengan memanggil dan mengajak korban berbicara. Jika korban masih bisa diajak berbicara dan menjawab pertanyaan, dapat dipastikan jalan nafasnya aman.
Jadi, hampiri, tenang, panggil ‘mas’ ‘mbak’, evaluasi bisa bicara atau tidak. Bukan langsung diangkat dan diseret ke pinggir jalan.
Apabila korban tidak menjawab atau tidak sadarkan diri, langkah pertama adalah posisikan korban terlentang. Pastikan bagian leher harus tetap stabil saat merubah posisi korban, dan ingat agar korban tidak boleh digoyang-goyang.
Tindakan mempertahankan leher ini disebut cervical spine control. Kenapa penting? Karena kalau ada patah tulang leher dan asal diangkat, patahannya dapat merobek saraf dan menyebabkan korban lumpuh kedua tangan dan kaki seumur hidup.
Disasankan, dalam memindahkan korban, diperlukan minimal 2 orang. “Satu orang pertahankan posisi leher, lainnya mengangkat badan dalam posisi in line.
Jika ada tulang tangan atau kaki tampak jelas patah, yang paling penting adalah stabilkan sementara dengan barang yang ada, bisa dengan bidai, spalk, atau splint.
Prinsip pemasangan bidai adalah mempertahankan sendi di atas dan di bawah lokasi patah agar tulang yang patah tidak goyang. Jika goyang, dapat merobek pembuluh darah atau saraf.
Bagaimana jika korban menggunakan helm dan tidak sadarkan diri? Pakai teknik ini ya, minimal 2 orang, satu orang menstabilkan leher, satunya melepas helm, intinya jangan sampai leher terlalu menunduk atau menoleh berlebihan.
Apabila korban tidak sadar dan tidak bernapas, yang perlu Anda lakukan adalah buka jalan nafas menggunakan teknik chin lift. Tertutupnya jalan nafas paling sering karena lidah korban yang jatuh ke belakang.
Cara melakukan teknik chin lift: gunakan jari tengah dan jari telunjuk Anda untuk memegang dagu korban, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan.
3. Panggil bantuan
Jika jalan nafasnya sudah bebas, tahap berikut yang perlu Anda lakukan adalah segera menghubungi rumah sakit terdekat atau nomor emergency. Di Indonesia, Anda bisa menghubungi 118 atau 119. Karena penanganan selanjutnya membutuhkan alat-alat yang ada di ambulans.
Apabila tidak ada ambulans atau tidak ada yang menolong, ingat prinsip do no harm. Jadi, ketika Anda memindahkan korban ke mobil, jangan sampai cederanya bertambah parah, harus ekstra hati-hati.
Lalu, bagaimana jika cedera terjadi di rumah?
Prinsip utamanya sama, cek korban sadar atau tidak, cek jalan napas dengan cara diajak berbicara dan evaluasi apakah ada tulang yang patah atau tidak.
Cara evaluasi adanya patah tulang atau tidak:
- Cedera dari panggul ke bawah
Evaluasi korban bisa berjalan atau tidak. Jika bisa berjalan, bisa dipastikan tulangnya tidak patah. Jika tidak bisa jalan, minta korban untuk menggerakan sendi di dekat lokasi sakit, bila bisa dan lancar kemungkinan besar aman.
- Cedera tangan
Minta korban untuk menggerakan sendi-sendi sekitarnya, seperti bahu, siku, pergelangan dan jari-jari. Jika bisa dan lancar, harusnya aman, tidak ada yang patah atau bergeser meskipun ada yang sakit dan bengkak.
- Perhatikan dan bandingkan bagian tubuh yang sakit dan tidak sakit
Apakah ada yang lebih bengkok, jadi pendek atau berbeda posisi? Untuk membantu adanya patah tulang.
- Jika ragu, segera ke dokter
Bahkan dokter ahli pun kadang sulit menilai apakah ada patah tulang atau tidak jika hanya dari pemeriksaan fisik. Karena itu, ronsen bisa sangat membantu. Jangan sampai ada patah tulang, tapi dibawa ke tukang urut karena pasti cederanya akan bertambah parah.