Bisnis.com, JAKARTA - Dengan semakin berkembangnya varian dari virus Covid-19, berbagai mutasi semakin berkembang hingga saat ini. Namun ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui.
Bentuk dari mutasi virus merupakan hal yang wajar. Hal ini dikarenakan berbagai hasil virus yang masuk ke dalam inangnya, yakni manusia.
“Mutasi adalah perubahan salah satu gen di dalam materi susunan genetik virus. Varian adalah virus yang membawa mungkin satu atau lebih perubahan gen (tadi). Jadi Varian adalah nama setelah virus itu bermutasi.” Ucap dr. RA Adaninggar PN, SpPD melalui webinar daring pada hari Selasa (02/07/21)
Namun kecepatan virus Covid-19 dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan virus HIV dan influenza. Hal ini dapat terlihat dengan varian baru dari Covid-19 seperti Alpha, Beta, Gamma, Epsilon dan Delta.
Berdasarkan dari data yang dipaparkan oleh Dr Adaninggar, dalam per tanggal 14 Juni, Varian Delta di Indonesia mulai mengejar pada varian lokal. Namun pada saat tanggal 30 juni, varian Delta telah mencapai 59% dan kini telah mendominasi kembali.
Mutasi dari varian Delta cukup cepat, dan bahkan seseorang yang tidak memakai masker saat berpapasan maka akan berpotensi terpapar. Hal ini dikarenakan varian Delta mendorong virus masuk ke dalam sel inang, sehingga masuk ke dalam tubuh 5 sampai 6 kali cenderung lebih mudah. Penularan ini juga bukan terjadi dari kontak fisik, bertatap muka, dan dapat menulari di udara jika berada di ruang tertutup.
Berdasarkan dari asumsi, belum ada kepastian apakah virus dari Delta dapat memberikan dampak risiko lebih tinggi atau lebih rendah. Namun varian dari Delta cenderung bisa menyebabkan reinfeksi dan lolos dari antibodi sebelumnya. Namun hal tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan vaksinasi, seperti vaksin dari Pfizer dan AstraZeneca.
Konsep terpaparnya dari virus Covid-19 terbagi menjadi tiga. Faktor tersebut terdiri dari faktor host yakni inang, vaktor agent yakni virus, dan yang terakhir adalah vaktor lingkungan.
Sampai saat ini, belum ada varian lain dari Covid-19 yang tidak dapat terdeteksi. Varian yang tidak dapat terdeteksi tersebut termasuk dalam variant of high consequences. Varian tersebut sama sekali belum ditemukan, dan diharapkan agar tidak ada.
Cara Penanganan Covid-19
Walaupun terdapat beberapa varian baru dari Covid-19, tidak ada perbedaan gejala yang signifikan. Perbedaan yang diketahui sampai saat ini yakni pada varian Delta, yang cenderung lebih pada gejala pilek, namun tidak ada gejala tidak bisa mencium bau atau merasa.
Namun, Dokter merekomendasikan bagi setiap masyarakat untuk mengisolasi mandiri jika mengalami salah satu gejala umum dari Covid-19. Hal yang seharusnya lebih difokuskan adalah tahap penyembuhan dan taat pada protokol, dibandingkan untuk mengetahui jenis varian virus.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah dari Covid-19 adalah sebagai berikut.
1.Proteksi dengan masker
Hidung dan mulut merupakan salah satu sumber virus dapat masuk kedalam tubuh. Dengan memproteksi dengan masker, maka kita dapat terhindar dan memproteksi diri dengan lebih baik. Usahakan untuk menggunakan dua proteksi masker, dan pastikan masker tersebut tidak terdapat celah. Gunakanlah masker yang bentuknya fit dengan wajah.
2. Terapkanlah VDJ
Ketika diharuskan untuk beraktivitas keluar untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan yang tidak bisa ditunda, menerapkan VDJ adalah hal yang baik dilakukan. VDJ terdiri dengan ventilasi, yakni usahakan jangan berada di ruang tertutup, durasi, yakni jangan terlalu berlama-lama, dan jaga jarak, untuk menghindari paparan virus.
3. Menjaga kesehatan imun
Menjaga kesehatan imun dapat dilakukan dengan memakan nutrisi yang seimbang, tidur yang cukup, manajemen stress yang baik, menghindari rokok dan alkohol, olahraga yang teratur, serta melakukan kontrol dengan penyakit penyerta. Setelahnya, untuk memproteksi lebih baik lagi, maka vaksinasi juga akan membantu meningkatkan imun kita.