Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah perjuangan melawan virus Covid-19, berbagai kabar dan hoax yang disebut bisa membunuh virus tersebut juga marak berembus.
Salah satunya adalah mengenai uap panas yang diklaim bisa membunuh virus Covid-19. Hal itu tentunya turut menyita perhatian dan tanggapan dari pihak medis.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, RA Adaninggar mengatakan overklaim seperti itu sejak tahun lalu sudah terjadi.
"Kalo memang semudah ini virus dimatikan, jelas Indonesia ga mungkin ada di peringkat ketiga tertinggi kasus di dunia,"@drningz.
Menurut Ning, masyarakat Indonesia lebih percaya dengan hal-hal yang hanya berdasarkan testimoni selalu dibandingkan dengan bukti ilmiah.
Padahal, uap panas tidak akan pernah bisa membasmi virus Covid-19.
Ia menjelaskan jika saluran pernapasan manusia punya perlindungan yang akan menyaring suhu untuk masuk ke dalamnya. Meskipun yang dihirup adalah uap panas, namun ketika uap tersebut masuk ke paru-paru tidak akan sepanas seperti suhu yang ada di luarnya. Maka dari itu, uap tersebut tidak akan bisa membunuh virus Covid-19 yang ada di paru-paru seseorang.
Justru jika uap yang sangat panas dihirup dapat menimbulkan bahaya peradangan pada saluran pernapasan.
Menghirup uap yang terlalu panas akan seperti seseorang yang terjebak di sebuah kejadian kebakaran yang menghirup suhu panas.
Ning juga menjelaskan jika virus tersebut sudah menempel di dalam sel, jadi jika uap tersebut juga di campurkan dengan aneka minyak aromatik esensial dan sabun tidak akan membuat virus Covid-19 mati.
Jika menggunakan uap panas dengan minyak aromatik dan sabun untuk melegakan hidung tersumbat, melegakan saluran napas dan mengatasi hidung tersumbat itu bisa saja.
"Yuk melek literasi biar maju dan ga berputar-putar saja di sini masa misinformasi tahun lalu, sekarang juga masih ada. Kapan move on-nya? dan kapan pandemi bisa kita atasi kalo kita jatuh terus di lubang yang sama," @drningz.