Bisnis.com, JAKARTA - Orang-orang yang terpapar infeksi virus corona yang langka namun telah divaksinasi cenderung mengalami gejala yang lebih ringan.
Berdasarkan dari penelitian, sangat kecil kemungkinannya seseorang yang terinfeksi Covid-19 terutama setelah mendapatkan satu vaksin messenger RNA (mRNA), yang memberikan perlindungan efektif 91% di antara orang yang divaksinasi dalam penelitian ini.
Orang yang terpapar infeksi virus corona “terobosan” yang langka, setelah mendapatkan vaksin Pfizer dan Moderna tidak akan sakit, dan jauh kemungkinannya untuk menular ke orang lain. Dari laporan New England Journal of Medicine, jikalau terpapar, maka gejala yang didapatkan cenderung lebih ringan dalam periode waktu yang lebih singkat.
Selain itu, orang yang divaksinasi juga memiliki viral load 40% lebih rendah selama infeksi mereka, dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.
"Jika Anda setidaknya divaksinasi sebagian, Anda memiliki lebih sedikit virus dalam diri Anda untuk periode waktu yang lebih singkat daripada mereka yang tidak divaksinasi, yang berarti mereka akan lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus ke orang lain," Ucap Dr. Jefferey Burgess, rekan dekan untuk penelitian di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Arizona, yang dilansir dari medicalxpress hari Rabu (06/07/21).
Penelitian ini melibatkan 3.975 petugas kesehatan, dengan sebanyak 3.179 orang dewasa yang mendapat satu atau dua vaksin mRNA bersama dengan 796 orang yang tidak divaksinasi. Dari hasilnya, sebanyak 156 orang yang tidak divaksinasi terinfeksi Covid-19, beserta dengan 5 orang yang divaksinasi dan 11 orang yang divaksinasi sebagian.
Berdasarkan dari perhitungan peneliti, dua dosis penuh memberikan perlindungan sebanyak 91% dan hanya satu dosis memberikan perlindungan sebanyak 81%. Jika orang yang divaksinasi terinfeksi Covid-19, 58% kecil kemungkinannya untuk menderita demam atau kedinginan.
Studi ini berlangsung sebelum munculnya varian Delta, yang 50 hingga 80 kali lebih mudah menular dibandingkan strain Alpha asli Covid-19.
Dr. Burgess tidak bisa mengatakan bagaimana strain baru akan berdampak pada perlindungan yang dilaporkan dalam penelitian ini, dikarenakan masih mempelajari varian Delta.
"Saya dapat mengatakan bahwa dari apa yang saya lihat dalam penelitian lain, dua dosis vaksin messenger RNA ini melindungi terhadap varian Delta." Ucap Dr. Burgess.
Dr. Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security, di Baltimore juga mengatakan bahwa varian Delta dapat menimbulkan masalah bagi vaksin.