Obat radang sendi buatan Roche Actemra
Health

Segini Harga Obat Actemra untuk Terapi Covid-19 di Indonesia

Janlika Putri Indah Sari
Rabu, 7 Juli 2021 - 19:06
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— WHO telah merekomendasikan obat actemra dan kevzara sebagai obat Covid-19.

Keduanya merupakan obat radang sendi dari perusahaan farmasi yang berbeda.

Actemra dari Roche, sedangkan kevzara dari Sanofi.

Di Indonesia, obat Actemra hadir dengan nama tocilizumab.

Kemenkes beberapa hari lalu baru saja merilis harga eceran tertinggi dari tocilizumab sebagai salah satu terapi Covid-19.

Untuk tocilizumab kandungan 400 mg/20 ml infus seharga Rp5.710.600.

Sedangkan untuk tocilizumab 80 mg/4 ml infus Rp1.162.200.

Dilansir cna, Rabu (7/7/2021) menurut analisis WHO, risiko kematian dalam 28 hari pasien yang mendapatkan salah satu obat radang sendi dengan kortikosteroid seperti deksametason adalah 21 persen.

Angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan risiko yang diasumsikan 25 persen di antara mereka yang mendapat perawatan standar.

Selain itu, risiko berkembang menjadi kematian adalah 26 persen bagi mereka yang mendapatkan obat-obatan dan kortikosteroid. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan 33 persen kematian pada mereka yang mendapatkan perawatan standar.

WHO juga mengatakan bahwa berarti untuk setiap 100 pasien seperti itu, tujuh lagi akan bertahan hidup tanpa ventilasi mekanis.

"Kami telah memperbarui panduan perawatan perawatan klinis kami untuk mencerminkan perkembangan terbaru ini," kata pejabat Darurat Kesehatan WHO Janet Diaz.

Analisis ini mencakup 10.930 pasien, di antaranya 6.449 mendapat salah satu obat dan 4.481 mendapat perawatan standar atau plasebo.

Itu dilakukan dengan King's College London, University of Bristol, University College London dan Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust dan diterbitkan pada hari Selasa di Journal of American Medical Association.

Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS pekan lalu mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat untuk Actemra untuk Covid-19.

Namun, pengujian actemra dan kevzara untuk pasien Covid-19 melibatkan trial and error, karena beberapa kegagalan muncul ketika perusahaan mencoba obat-obatan pada kelompok pasien yang berbeda.

WHO juga menyerukan lebih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses ke obat-obatan semacam itu di negara-negara berpenghasilan terendah yang sekarang menghadapi lonjakan kasus dan varian virus Covid-19, ditambah dengan pasokan vaksin yang tidak memadai.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro