Bisnis.com, JAKARTA -- Sudah lebih dari setahun pandemi yang mewabah dunia belum juga bisa diatasi. Bahkan selama kurun waktu hampir 2 tahun, nampak sia-sia melawan virus Covid-19.
Menurut Dr. Mathew Varghese, Rumah Sakit St. Stephens, Delhi virus Covid-19 vaksin memang memberikan harapan, namun virus berimplikasi pada tubuh manusia dari infeksi.
"Virus Covid-19 bersarang di tenggorokan dan memasuki sel-sel ini di faring kita seperti yang kita sebut secara medis tenggorokan," ujarnya pada saluran yotubenya.
Namun banyak orang yang kurang mengerti hal ini akhinya menjadi salah kaprah dan kasus terus meningkat.
Varghese menjelaskan jika virus Covid-19 akan menjadi bagian dari sel tubuh yang dia jangkitnya.
Virus menjadi bagian dari sel karena menyerang metabolisme sel untuk keuntungannya sendiri.
Lalu virus akan menggunakan sel untuk berkembang biak dan membuat replikanya sendiri.
Biasanya hanya dalam rentang waktu satu atau dua hari seseorang akan memiliki jutaan virus di dalam sel yang terinfeksi.
Dan begitu invasi terjadi ke dalam sel, maka jumlahnya akan berlipat ganda.
Namun setiap tubuh memiliki kemampuan yang mengenali jika ada sesuatu yang menyerang tubuh. Karena itu, tubuh melawan dengan menggunakan apa yang dikenal sebagai antibodi.
Antibodi yang mengenali virus asing itu dan menyerangnya.
Varghese menyebutkan jika virus tidak dihilangkan dengan obat-obatan namun oleh tubuh sendiri. sistem imun menghasilkan antibodi untuk menyerang dan membunuh virus.
Ini juga berlaku saat tubuh di serang virus flu biasa atau virus lainnya.
Biasanya di butuhkan sekitar empat hari ketika antibodi cukup untuk mengikuti jumlah virus.
Nantinya akan terjadi pertarungan diantara keduanya.
Dan dalam pertarungan ini dikenal sebagai zat kimia yang dilepaskan ke dalam aliran darah sebagai sitokin.
Reaksi kimia tersebut menyebabkan tubuh memiliki suhu yang lebih tinggi, demam, sampai sakit badan. Jika itu adalah infeksi tenggorokan maka akan terjadi radang tenggorokan karena sel-sel yang ada di tenggorokan memiliki jumlah virus yang paling banyak.
Biasanya itu menyebabkan sedikit batuk dari iritasi di tenggorokan. Jadi itu adalah konsekuensi dari virus Covid-19 pada tubuh.
Namun, pada gelombang ini dokter tersebut menyangkal jika banyak orang tidak tahu dari mana mereka mendapat infeksi saat ini. Di masa gelombang sebelumnya yang terinfeksi terjadi banyak orang tahu penyebabnya. Seperti mereka pergi ke pernikahan, pergi ke pertunangan, pergi ke pesta, atau pergi ke suatu tempat.
"Mereka mendapatkannya dari sana, tapi saat ini tidak ada yang tahu dari mana mereka mendapatkannya,"
tambah Varghese.
Jadi tidak akan bisa menghitung masa inkubasi yang tepat. Menurutnya masa inkubasi ini harus di kesampingkan, tetapi lihat gejala pertama yang terjadi.
Gejala pertama yang terjadi mungkin sakit tenggorokan iritasi di tenggorokan batuk demam badan sakit kepala, kadang-kadang kehilangan gerakan juga.
"Ingat, saat terinfeksi akan menghasilkan gejala hari pertama. Salah satu yang terjadi sakit tenggorokan dapat bertahan. Kemudian demam mungkin sedikit tinggi. hari kedua dan ketiga juga demam," tutupnya.