Bisnis.com, JAKARTA – Para ahli penyakit menular menyebutkan bahwa orang yang usia lebih muda tampaknya lebih berisiko menjadi sakit parah dan dirawat di rumah sakit jika mereka terinfeksi covid-19 varian delta.
Namun, belum dipastikan apa penyebabnya. Selain itu, kategori lainnya yang juga berisiko mengalami keparahan adalah mereka yang belum disuntik vaksin.
Seorang dokter penyakit menular di Westmead Institute for Medical Research di Sydney, Profesor Tony Cunningham, menjabarkan banyaknya jumlah orang di bawah 55 tahun yang mengalami gejala parah karena strain Delta dan dirawat di bangsal perawatan intensif di NSW, seperti dilansir dari The Sydney Morning Herald, Rabu (28/7/2021).
“Orang-orang enggan menyebut ini, tapi saya pikir sekarang sangat jelas bahwa Delta berbeda dengan apa pun yang telah kita lihat sejauh ini. Kami memiliki virus yang jelas menyebabkan penyakit serius pada orang yang lebih muda dan itu jelas lebih mematikan,” kata Profesor Cunningham.
Awal bulan ini terungkap bahwa wabah delta terbaru di Victoria dipicu oleh orang-orang di bawah usia 40 tahun yang tidak dapat mendapatkan vaksinasi.
Dr Jeremy McAnulty dari NSW Health mengatakan bahwa wabah di Sydney telah menunjukkan Delta "mempengaruhi orang-orang dari segala usia dengan penyakit yang sangat serius".
Kelompok Penasihat Teknis Imunisasi Australia juga menyatakan keprihatinannya di tengah kekhawatiran bahwa varian tersebut berpotensi lebih parah dan "menunjukkan tingkat rawat inap yang tampaknya lebih tinggi di antara orang-orang di bawah 60 tahun".
Dari 46 orang dalam perawatan intensif di NSW, satu adalah remaja, tujuh berusia 20-an, tiga berusia 30-an, dan 14 berusia 50-an.
Tetapi para ahli lain memperingatkan tidak ada cukup bukti ilmiah untuk menunjukkan bahwa Delta lebih ganas, meskipun dua kali lebih menular daripada jenis Wuhan yang beredar selama gelombang mematikan di Victoria tahun lalu.
“Saya rasa belum ada bukti bahwa Delta itu sendiri lebih ganas,” Nigel Curtis, seorang dokter penyakit menular di Murdoch Children's Research Institute.
Profesor di Universitas Melbourne mengatakan kecenderungan Delta untuk menunjukkan viral load yang tinggi mengkhawatirkan karena itu bisa berarti ketika orang terpapar virus, mereka mungkin menjadi lebih sakit.
“Seberapa sakit Anda berhubungan dengan paparan awal dan seberapa banyak Anda terpapar virus,” katanya.
Tetapi ahli epidemiologi penyakit menular Murdoch Children's Research Institute Fiona Russell, yang telah memeriksa data pengawasan rumah sakit global, tidak menemukan sinyal munculnya Delta menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Pekan lalu, penerimaan rumah sakit di Inggris naik ke level tertinggi selama hampir lima bulan.
Namun, Profesor Russell mengatakan ketika Anda membandingkan masuknya rawat inap di Inggris baru-baru ini dengan penerimaan pada Januari tahun ini, ketika kasus didorong oleh varian Alpha, jumlahnya secara dramatis lebih rendah karena tingkat vaksinasi yang tinggi.
Ahli virologi Kirby Institute di University of NSW Stuart Turville mengatakan Delta telah mengalahkan Alpha di wilayahnya sendiri di Inggris, melampaui Beta di Afrika Selatan, dan telah menunjukkan tanda-tanda menyalip strain Gamma di Brasil.
Sebuah studi baru-baru ini di China, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, juga menemukan bahwa orang yang terinfeksi varian Delta membawa virus 1.000 kali lebih banyak di hidung mereka dibandingkan dengan versi asli yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan pada 2019.
Sebuah studi di Skotlandia, yang diterbitkan di The Lancet , menemukan tingkat rawat inap pasien dengan varian Delta sekitar 85 persen lebih tinggi daripada orang dengan varian Alpha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
