Bisnis.com, JAKARTA - Orang dewasa dan anak-anak yang memiliki riwayat kekurangan gizi, maka memiliki kemungkinan risiko kematian yang lebih tinggi.
Berdasarkan dari temuan studi yang muncul dalam jurnal Scientific Reports, jika pasien yang terinfeksi Covid-19 dan memiliki riwayat kekurangan gizi, maka akan memiliki risiko kematian yang tinggi dan membutuhkan ventilasi mekanis.
Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya nutrisi dapat menghambat berfungsinya sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan keparahan akibat virus. Namun untuk potensi efek jangka panjang dari malnutrisi pada hasil Covid-19 masih kurang jelas.
Untuk menyelidiki hubungan keparahan kasus Covid-19 dengan diagnosis malnutrisi, Louis Ehwerhemuepha dan rekannya menggunakan catatan medis yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 antara Maret dan Juni 2020, di Amerika Serikat.
Ketika data dengan diagnosis malnutrisi antara tahun 2015 dan 2019 dibandingkan dengan pasien yang tidak memiliki riwayat malnutrisi ditemukan peluang yang lebih tinggi.
Dengan perbandingan dua kelompok yang sama yakni anak-anak yang lebih tua dari lima tahun dan orang dewasa berusia 18 hingga 78 tahun dengan yang memiliki diagnosis malnutrisi dan yang tidak, kelompok yang memiliki riwayat malnutrisi memiliki peluang terkena Covid-19 yang parah.
Sebaliknya, dengan perbandingan kelompok kelompok anak-anak yang lebih muda lima tahun dan orang dewasa berusia 79 tahun keatas, menunjukan lebih berisiko terkena Covid-19 yang parah jika tidak memiliki riwayat kekurangan gizi.
Hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan karena kurangnya data medis untuk balita, dan risiko COVID-19 parah pada orang dewasa dengan dan tanpa malnutrisi terus meningkat seiring bertambahnya usia di atas 79 tahun.
Dengan adanya penelitian ini, maka disarankan bagi masyarakat untuk memperhatikan kondisi kesehatan terutama jika memiliki kondisi kekurangan gizi. Hal ini untuk mencegah terkena paparan Covid-19 yang lebih parah.