Bisnis.com, JAKARTA – Bukti-bukti terus bermunculan dengan menunjukkan bahwa vaksin virus Covid-19 dapat menghentikan infeksi dan rawat inap di Inggris. Namun, efek samping tidak menyenangkan vaksin tetap menjadi perhatian.
Sebuah laporan yang baru-baru ini diterbitkan oleh Badan Obat dan Produk Kesehatan Spanyol (AEMPS) telah mengidentifikasi dugaan efek samping baru pada penerima suntikan vaksin Pfizer.
Dilansir dari express, Kamis (5/8/2021) AEMPS telah mengidentifikasi empat dugaan efek samping baru dari vaksin Pfizer.
Efek samping yang dicurigai dimasukkan dalam laporan farmakovigilans ketujuh tentang vaksin melawan Covid-19. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa, pada 11 Juli 2021, 33.455.291 dosis Pfizer telah diberikan di Spanyol.
Dari sampel tersebut, ada 17.387 pemberitahuan tentang efek samping yang telah terdaftar di database FEDRA. Ada wanita 79 persen dan orang-orang antara 18 dan 65 tahun 83 persen yang menjadi mayoritas alami efek samping. Dari seluruh notifikasi yang terdaftar, 3.361 tergolong serius.
AEMPS menyatakan bahwa sedang mempelajari empat kejadian yang mungkin merupakan reaksi merugikan dari vaksin ini, berikut empat kejadian tersebut :
1. Asthenia (kekurangan energi atau kekuatan)
2. Kelesuan (keadaan acuh tak acuh atau tidak aktif)
3. Nafsu makan berkurang
4. Hiperhidrosis malam hari (keringat berlebihan).
Jika dikonfirmasi, efek samping akan dimasukkan dalam lembar data teknis vaksin dan sisipan paket.
Saat ini semua vaksin yang digunakan di Inggris harus disetujui oleh Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) independen.
MHRA memastikan vaksin memenuhi standar internasional yang ketat untuk keamanan, kualitas dan efektivitas. Setelah vaksin disetujui, akan dipantau secara ketat untuk terus memastikan itu aman dan efektif.
Temuan mulai dari 24 Juni hingga 12 Juli dari Imperial College London dan Ipsos MORI menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi penuh tiga kali lebih kecil kemungkinannya daripada orang yang tidak divaksinasi untuk dinyatakan positif Covid-19.
Temuan ini berasal dari laporan terbaru REACT-1, salah satu studi terbesar di negara itu tentang infeksi Covid-19 di Inggris.
Lebih dari 98.000 sukarelawan mengambil bagian dalam penelitian di Inggris antara 24 Juni dan 12 Juli untuk memeriksa tingkat Covid-19 pada populasi umum. Data terakhir menunjukkan infeksi di Inggris meningkat empat kali lipat dari 0,15 persen menjadi 0,63 persen sejak laporan terakhir REACT-1 yang mencakup periode 20 Mei hingga 7 Juni.
Terlepas dari peningkatan ini, temuan menunjukkan penyebaran virus melambat pada 12 Juli dan tingkat infeksi untuk orang yang divaksinasi ganda tiga kali lebih rendah daripada yang tidak divaksinasi.
Analisis oleh Imperial College menunjukkan orang yang divaksinasi ganda juga lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus ke orang lain.