Bisnis.com,JAKARTA — Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadila Supari memberikan sejumlah saran jika Pemerintah tidak bisa memprediksi ledakan kasus positif Covid-19 pada masa yang akan datang.
Dalam wawancara dengan Karni Ilyas yang dipublikasikan akun youtube Karni Ilyas Club, Siti mengatakan bahwa jika Pemerintah tidak bisa memprediksi ledakan penderita Covid-19 maka harus ada perubahan titik fokus kebijakan.
“Pertama, turunkan angka kematian penderita Covid. Semua biaya semua usaha, semua ahli fokus ke situ. Perhatiannya bukan pada penularan karena kita tidak bisa kendalikan outbreak yang akan datang. Menular tidak apa-apa, asal jangan mati,” ujarnya sebagaimana dikutip Sabtu (7/8/2021).
Cara itu dilakukan dengan mengvaluasi penggunaan obat-obatan yang diberikan kepada para penderita Covid-19. Selain itu, lanjutnya, Pemerintah juga harus mendorong imunitas individual yang tinggi dengan menyubsidi produk yang mengandung Vitamin C serta D3 agar bisa diakses secara lebih luas oleh rakyat.
“Vitamin D3, sangat berhubungan erat dengan imunitas dalam menghadapi Covid. Ada hasil penelitian yang menyatakan kalau ada org yang menderita Covid dan memiliki kandungan D3 rendah, dia akan mati,” terangnya.
Saran berikutnya, Pemerintah juga membentuk tim pemantau pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman) karena tidak semua pasien Covid-19 harus dirawat di rumah sakit. Tim ini, lanjutnya, akan menyambangi lokasi isoman dan mengambil sampel dari pasien dan selanjutnya akan diteliti di laboratorium, sebagai bagian dari pemantauan kondisi kesehatan pasien.
“Untuk urangi kematian di RS obatnya dievaluasi. Kalau jalan angka kematian turun, rakyat itu happy,” ucapnya.
Saran terakhir, protokol kesehatan mesti ditegakkan. Masyarakat menurutnya tidak perlu bepergian jika tidak mendesak. Di samping itu, Pemerintah juga mesti memberikan pengobatan gratis kepada masyarakat yang memiliki penyakit bawaan atau komorbit sehingga penyakit bawaan itu bisa terkontrol.
“Kalau komorbit terkontrol, ketika terkena Covid-19 tidak menyebabkan kematian,” pungkasnya.