Bisnis.com, JAKARTA - Deddy Corbuzier baru saja mengumumkan jika dia sempat hampir meninggal karena terkena badai sitokin yang disebabkan oleh covid-19.
Diapun menceritakan kronologi kenapa dia bisa terpapar hingga terpaksa dirawat di RS. Termasuk juga alasan dari dokter yang merawatnya kenapa seorang Deddy yang selama ini hidup sehat bisa mengalami dampak yang parah akibat virus tersebut.
Menurut Deddy awalnya dia terkena covid-19 karena mengurus beberapa anggota keluarganya yang positif covid-19.
Tanpa menyebutkan siapa mereka, dia mengatkan dirinya lah yang mengurus dan merawat termasuk pengobatan ke RS dan lainnya.
Saat itu, dia merasa dirinya tidak akan terpapar karena sudah merasa menerapkan hidup sehat dan menerapkan protokol kesehatan.
Menurut Deddy, dia dinyatakan positif covid setelah melakukan tes antigen. Saat itu dia tidak mengalami gejala apapun, sehingga cukup isolasi mandiri di rumah.
Akhirnya 3-4 hari dia kembali tes dan hasilnya negatif. Diapun berpikir sudah sembuh dan kondisinya aman.
Namun, dua pekan setelah negatif tiba-tiba saja dia mengalami demam hingga 39 derajat celcius malam hari. Dan keesokan harinya naik lagi menjadi 41 derajat.
Saat itulah dia langsung memeriksakan diri ke dokter dengan CT Thorax. Hasilnya, 30 persen parunya mengalami kerusakan.
Tapi, saat itu dia masih disarankan untuk pulang karena saturasi oksigen bagus di atas 97 persen.
Ternyata, dua hari kemudian, kondisinya masih belum membaik, bahkan demam kembali tinggi. Diapun kembali ke rumah sakit untuk pemeriksaan.
Saat itu hasil CT Thorax menunjukkan kerusakan paru sudah mencapai 60 persen. Sehingga dia diharuskan dirawat di RS. Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa dia mengalami perburukan dalam penyakitnya.
"Yang mengharukan saat itu anak saya Azka quote unquote mencoba mengcovidkan dirinya agar bisa merawat saya di RS," cerita Deddy di kanal youtubenya.
Ketika dirawat di RS itulah dia mengalami badai sitokin yang kondisinya disebutnya berada dalam kritis antara hidup dan mati.
Karena jika kondisinya memburuk dia bisa saja meninggal dunia.
Dedy juga mengatakan saat positif diapun mengonsumsi obat-obatan yang banyak dikonsumsi pasien lainnya seperti avigan dan ivermectin.