Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi COVID-19 memaksa banyak orang untuk memperhatikan kesehatan mereka. Namun, peningkatan stres dan di rumah saja yang berkepanjangan juga meningkatkan risiko gangguan gaya hidup, termasuk obesitas.
Makan yang tidak teratur, jam kerja yang panjang, gaya hidup yang tidak aktif, dan sedikit atau tidak ada aktivitas fisik adalah alasannya. Salah satu masalah paling umum yang muncul adalah kenaikan berat badan atau obesitas akibat pandemi.
Mengatasi obesitas membutuhkan perubahan gaya hidup yang fokus secara keseluruhan. Studi baru mengungkap bahwa anak usia muda, memiliki risiko besar mengalami kenaikan berat badan di tahun-tahun mendatang, dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.
Sebuah studi yang dipimpin oleh para peneliti di University College London, University of Cambridge dan Berlin Institute of Health dan Charite Universitatsmedizin Berlin, yang telah diterbitkan dalam The Lancet Diabetes and Endocrinology menemukan bahwa usia merupakan faktor risiko penting untuk penambahan berat badan daripada jenis kelamin, etnis atau karakteristik wilayah sosial ekonomi. Risiko kenaikan berat badan paling tinggi pada kelompok usia dewasa muda dan terus menurun seiring bertambahnya usia.
Para peneliti melihat catatan kesehatan perawatan primer anonim lebih dari 2 juta orang dewasa di Inggris antara tahun 1998 dan 2016 untuk menyelidiki risiko kenaikan berat badan pada usia yang berbeda di antara kelompok yang berbeda.
Ditemukan bahwa orang berusia 18 hingga 24 tahun empat kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dan mengembangkan obesitas selama 10 tahun ke depan dibandingkan dengan orang berusia 65 hingga 74 tahun.
Orang dewasa muda yang diklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas juga lebih mungkin untuk pindah ke kategori BMI yang lebih tinggi, yaitu dari kategori kelebihan berat badan hingga obesitas atau dari obesitas tidak berat hingga obesitas berat dibandingkan dengan mereka yang digolongkan sebagai kelebihan berat badan atau obesitas pada kelompok usia lainnya.
Temuan penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa usia adalah salah satu faktor terpenting mengingat gaya hidup sosial kita untuk perubahan BMI dan orang muda berusia 18 hingga 24 memiliki risiko lebih tinggi untuk mendapatkan BMI dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua.
Studi ini juga menemukan bahwa mereka yang obesitas, ditemukan antara usia 35 dan 54 tahun memiliki risiko tertinggi untuk sulit menurunkan berat badan dibandingkan dengan orang dewasa lainnya.
Adapun alasan usia ini mulai mengalami kenaikan badan karena mereka mungkin mulai bekerja, pergi ke universitas atau meninggalkan rumah untuk pertama kalinya, kebiasaan yang mereka bentuk saat ini mungkin melekat pada mereka sampai dewasa.
Sesuai penelitian, risiko berpindah dari kategori BMI yang lebih tinggi selama 10 tahun adalah 4-6 kali lebih tinggi pada orang dewasa termuda (18-24 tahun), dibandingkan pada kelompok usia yang lebih tua (65-74 tahun).