Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama RS Pusat Otak Nasional (PON) dr. Mursyid Bustami, Sp. S(K) mengatakan, stroke terjadi secara mendadak. Tidak ada stroke yang terjadi pelan-pelan.
“Jadi orang lagi beraktifitas juga tiba-tiba tangannya lemah sebelah, tiba-tiba ngomongnya tidak benar, wajahnya kok turun sebelah gitu,” katanya dalam konferensi pers Gedbyar Edukasi dalam rangka Hari Kesehatan Nasional secara virtualdi Jakarta dikutip dari Kemkes.go.id, Jumat (10/9/2021).
Tindakan cepat harus segara dilakukan dengan membawa penderita ke rumah sakit. Untuk mengenali gejala awal masyarakat dapat menggunakan metode FAST (Face, Arm, Speech, Time).
Dikatakan, stroke dapat menyebabkan seseorang mengalami kecacatan sebagian bahkan seluruh tubuh.
Oleh karena itu, tindakan cepat dan sedini mungkin harus dilakukan untuk mencegah kecacatan. Salah satunya bisa dilakukan dengan metode FACE.
Mursyid menjelaskan, Face merupakan gejala yang dilihat dari wajah seseorang yang tidak normal seperti turun sebelah dan tidak simetris.
Baca Juga Tips Mengurangi Gejala Menopause |
---|
Arm merupakan gejala stroke yang dilihat dari lengan penderita menjadi lemah. Jika lengan diangkat, maka tingginya tidak sama dengan lengan satunya.
Speech, gejala stroke dilihat dari cara bicara penderita yang menjadi sulit, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara.
Time, metode terakhir setelah tiga metode sebelumnya terindikasi pada penderita, sudah waktunya membawa penderita ke rumah sakit.
“Kalau sudah terkena gejala tersebut, maka dapat dipastikan orang tersebut terkena stroke dan harus segera dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.
“Dengan mengenal gejala-gejala tersebut sudah banyak pertolongan terhadap pasien stroke,” lanjutnya.
Mursyid menambahkan, ada pula gejala stroke lain yang bisa terjadi pada penderita seperti tiba-tiba pusing, atau tiba-tiba tidak bisa melihat dan sakit kepala yang sangat hebat.