Pengunjung berbincang saat akan menonton film di salah satu bioskop di Jakarta, Rabu (21/10/2020)./Antara
Entertainment

Pembukaan Kembali Bioskop Jadi Secercah Asa Perfilman Nasional

Syaiful Millah
Sabtu, 18 September 2021 - 08:55
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Produser Indonesia (Aprofi) Edwin Nazir mengatakan pihaknya menyambut baik dibukanya kembali bioskop di sejumlah wilayah di dalam negeri.

Dia menuturkan bahwa bagaimanapun, bioskop merupakan platform utama distribusi film nasional - di luar platform streaming - sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan untuk menggerakkan ekosistem perfilman.

"Menyambut dengan sangat gembira pastinya. Semoga industri film nasional bisa segera pulih, dan tugas kita semua untuk selalu menjaga kondisi yang membaik ini dengan tertib menjalankan protokol kesehatan," katanya kepada Bisnis, Jumat (17/9).

Kendati demikian, dia mengakui bahwa untuk periode awal pembukaan bioskop ini, belum ada film lokal yang hadir di layar lebar. Edwin menyebut produser memiliki sejumlah pertimbangan terkait perilisan film di bioskop yang perlu diperhatikan.

Pertimbangan tersebut misalnya terkait dengan target jumlah penonton dan potensi pendapatan dari penjualan tiket. Sementara itu, aturan yang ada masih memberlakukan pembatasan kapasitas penonton maksimal hingga 50 persen.

"Tapi sejauh yang saya tahu, ada beberapa produser yang siap menayangkan film mereka dalam waktu dekat. Semoga Oktober ini film nasional bisa mulai kembali tayang di bioskop," imbuhnya.

Edwin menambahkan bahwa di bawah naungan Aprofi setidaknya ada sekitar 17 film yang masuk dalam waiting list untuk tayang di layar lebar. Sementara itu, secara menyeluruh paling tidak ada sedikitnya 40 film yang siap tayang.

Dari sisi aktivitas pembuatan film, saat ini pelaku industri juga masih menyetop produksi terkait dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Dia berharap produksi film bisa segera diizinkan kembali dengan adanya penurunan jumlah kasus.

Menurutnya, berbagai pihak termasuk badan perfilman juga telah mengajukan permohonan kepada pemerintah agar mengizinkan kembali aktivitas produksi kreatif, termasuk proses syuting film.

Adapun dari sisi antusiasme penonton, Edwin berharap pencinta film dalam negeri mau kembali menonton film di bioskop setelah kegiatan vakum beberapa waktu terakhir. Hal tersebut, katanya, juga akan menjadi faktor penting dalam pemulihan industri film nasional.

"Teman-teman di perfilman tentunya berharap penonton bisa kembali ke bioskop dan industri pulih kembali. Jika ada film yang menarik perhatian penonton, semoga bioskop kembali dikunjungi penonton," ujar Edwin.

Sementara itu, pengamat film Yan Widjaya mengatakan bahwa wajar masih belum ada film lokal yang tayang di bioskop saat ini. Pasalnya, para produser film masih menanti saat yang tepat untuk menayangkan karya mereka di layar lebar.

"Pelaku film lokal dalam hal ini produser belum ada satu pun yang berani menayangkan film produksinya di bioskop. Mereka masih saling menunggu timing yang lebih tepat, karena memprediksi pasti rugi kalau ditayangkan sekarang," katanya kepada Bisnis.

Berdasarkan catatannya, ada setidaknya 77 film Indonesia baru dan beberapa di antaranya berpotensi menjadi box office. Misalnya Backstage, Satria Dewa: Gatot Kaca, Hamka, Kadet 1947, KKN di Desa Penari, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, Yan masih menilai bahwa ketertarikan penonton untuk kembali menyaksikan film di bioskop masih belum tinggi. Dia menyebut angka penonton dalam negeri terhadap film luar populer seperti No Time to Die akan memberikan gambaran kondisi antusiasme warga terhadap film secara keseluruhan.  
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro