Ilustrasi/Talkfeed.co.za
Health

Antibodi Covid-19 dalam ASI Bertahan 10 Bulan, Bisa Lindungi Bayi

Newswire
Selasa, 28 September 2021 - 11:45
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Perempuan menyusui yang pernah terinfeksi Covid-19 memiliki antibodi yang bisa menetralisir virus penyakit itu dalam air susunya sampai 10 bulan pascainfeksi.

Rebecca Powell dari Mount Sinai Hospital di New York, Amerika Serikat, dan sejumlah koleganya menganalisis sampel air susu ibu (ASI) dari 75 perempuan yang telah sembuh dari Covid-19.

Mereka menemukan bahwa 88 persen sampel mengandung antibodi virus SARS-CoV-2 yang mana dalam banyak kasus mampu menetralisir infeksi virus tersebut.

Dari temuan itu diduga pula bahwa pemberian ASI bisa menolong melindungi para bayi dari infeksi virus corona Covid-19. Mekanisme ini seperti yang sudah diketahui terjadi untuk kasus penyakit pernapasan lain, seperti influenza dan pertussis.

Sebelumnya, sejumlah peneliti memang telah mendeteksi keberadaan antibodi SARS-CoV-2 dalam ASI, tapi belum jelas benar apakah memiliki kemampuan menetralisir infeksi. Begitu juga belum diketahui sampai berapa lama produksi antibodi itu pascainfeksi.

Di sisi lain, anak-anak memang berisiko lebih rendah untuk mengalami gejala berat Covid-19 daripada orang dewasa. Namun, sekitar satu dari 10 bayi di bawah satu tahun membutuhkan perawatan rumah sakit jika mereka terinfeksi.

Itu sebabnya, Rebecca menyebut bahwa mengetahui keberadaan antibodi dalam ASI, berapa lama mereka bisa melindungi pascasembuh dari infeksi, atau vaksin apa yang bisa memberi antibodi terbaik untuk perlindungan bayi, adalah informasi-informasi yang penting dan relevan untuk jangka panjang.

Pihaknya pun menambahkan, jenis antibodi yang ditemukan dalam ASI berbeda dari antibodi immunoglobulin G (IgG) dalam darah dan dipicu produksinya oleh vaksinasi—meski beberapa di antaranya juga ditemukan dalam kandungan ASI. Antibodi utama yang ditemukan dalam ASI adalah Secretory Immunoglobulin A (IgA) yang melekat di saluran pernapasan dan usus halus para bayi.

“Antibodi ini memblok virus dan bakteri masuk system peredaran dalam tubuh,” katanya.

Rebecca meyakini, antibodi yang diekstrak dari ASI juga bisa digunakan untuk terapi orang dewasa dengan gejala parah Covid-19. Dia membayangkan terapi tipe nebuliser (penguapan) untuk pasien yang sudah cukup sakit tapi belum sampai ke ICU.

Studi juga menemukan mayoritas perempuan yang menerima dosis vaksin Pfizer/BioNTech atau Moderna memiliki antibodi yang spesifik melawan virus corona dalam ASI mereka. Kadarnya lebih tinggi dibandingkan kadar antibodi dalam ASI perempuan penerima vaksin Janssen atau Johnson & Johnson.

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro