Bisnis.com, JAKARTA - Obat Molnupiravir mendadak viral di dunia maya. Apa sebenarnya Molnupiravir? Benarkah obat Covid-19 yang baru dirilis ini ampuh mengatasi penularan virus Corona?
Sebuah hasil penelitian terbaru mengungkapkan obat dengan nama Molnupiravir telah terbukti mampu menghentikan penularan SARS-CoV-2 dalam 24 jam. Hasil penelitian tersebut merupakan milik para ilmuwan di Institute of Biomedical Sciences, Georgia State University yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Microbiology.
Melansir pada indianexpress.com, obat antivirus yang dinamakan Molnupiravir atau MK-4482/EIDD-2801, dikonsumsi dengan cara diminum melalui mulut. Kini, Molnupiravir sedang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Ridgeback Biotherapeutics yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi Merck.
Hasil Penelitian pada Musang
Tim peneliti menggunakan kembali MK-4482/EIDD-2801 terhadap SARS-CoV-2 dan mengujinya pada seekor musang. Pengujian ini merupakan demonstrasi pertama dari obat minum untuk memblokir transmisi SARS-CoV-2 dengan cepat.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr Richard K Plempek, seorang profesor di universitas. Pada awalnya, tim pimpinannya menemukan bahwa obat tersebut ampuh melawan virus influenza.
“Kami telah mengkarakterisasi MoA [mekanisme aksi] Molnupiravir melawan virus influenza dalam publikasi sebelumnya,” ungkapnya seperti dikutip pada indianexpress.com, Jumat (8/10/2021).
Pada penelitian yang dilakukan pada hewan musang dimana para peneliti menginfeksinya dengan SARS-CoV-2 dan segera melakukan pengobatan dengan MK-4482/EIDD-2801 ketika hewan mulai mengeluarkan virus dari hidung. Hasil pengujian terbukti bahwa obat itu terbukti benar-benar menekan penularan SARS-CoV-2 dalam kurun 24 jam.
Josef Wolfetika, seorang penulis utama pada studi tersebut menjelaskan bahwa ketika menampung objek penelitian yang terinfeksi dan juga melakukan perawatan kepada hewan sumber dengan musang yang tidak terobati diletakkan pada kandang yang sama, tidak ada kontak yang terinfeksi.
Meski demikian, seluruh kontak yang bersumber pada musang dan telah menerima plasebo menjadi terinfeksi. Perkembangan yang menarik lainnya, yaitu keefektifan obat Molnupiravir benar-benar menekan angka penyebaran ke hewan kontak yang tidak diobati.
Menurut peneliti, jika data penelitian musang ini diterjemahkan ke manusia, pasien Covid-19 yang diobati dengan obat tersebut dapat menjadi tidak menular dalam waktu 24 jam setelah memulai pengobatan.
Uji Klinis
Penelitian obat Molnupiravir ini dilakukan pada musang karena hewan ini merupakan model populer yang baik untuk influenza dan infeksi pernapasan lainnya. Pasalnya, fisiologi paru-paru musang mirip dengan manusia dan para peneliti berharap mereka akan meniru aspek Covid-19 pada manusia seperti penyebarannya.
"Mereka [musang] dengan mudah menyebarkan SARS-CoV-2 tetapi sebagian besar tidak mengembangkan penyakit parah, dimana sangat mirip dengan infeksi yang menyebar pada orang dewasa muda,” jelas salah satu penulis utama pada studi ini, Robert Cox.
Direktur General Council of Scientific and Industrial Research Dr Shekhar Mande tuturkan bahwa obat ini pada dasarnya menghentikan replikasi salinan RNA virus di dalam sel. Selanjutnya, obat Molnupiravir dapat dianggap seperti obat anti flu lainnya.
"Obat [Molnupiravir] ada dalam daftar obat kami untuk dilakukan uji klinis. Kemudian ada beberapa obat yang menjanjikan dan mereka sedang dalam evaluasi. Pada prinsipnya kami memutuskan untuk melanjutkan uji klinis untuk menguji Molnupiravir pada manusia dan akan mengajukan persetujuan kepada regulator," imbuh Shekhar.
Kendati demikian, Ridgeback Biotherapeutics sedang menjalankan uji klinis bekerja sama dengan Merck. Obat ini sekarang dalam tahap lanjutan 2/3 percobaan manusia di beberapa pusat.
Uji coba fase 2/3 adalah studi klinis double-blind acak terkontrol plasebo untuk mengevaluasi kemanjuran dan keamanan MK-4482 pada orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 di 46 lokasi di berbagai negara serta pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit.