Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat mungkin masih bertanya-tanya, apakah setelah tertular Covid-19 masih dapat tertular kembali atau terjadi reinfeksi.
Menurut keterangan resmi Satgas Covid-19, reinfeksi tersebut bisa saja terjadi. Mengutip keterangan dari akun Instagram @satgasperubahanperilaku, ada dua hal yang menyebabkan terjadinya reinfeksi Covid-19.
"Pertama, pasien terinfeksi lagi oleh struktur virus corona yang berbeda [varian baru], dengan infeksi virus corona sebelumnya," papar keterangan Satgas Covid-19, Jumat (22/10/2021).
Kedua, pasien yang terinfeksi Covid-19 akan membangun antibodi sebagai sistem kekebalan tubuh. Namun, beberapa studi menunjukkan tingkat antibodi turun dalam beberapa bulan setelah infeksi positif Covid-19.
Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat, termasuk yang sudah pernah terinfeksi Covid-19, untuk menerapkan protokol kesehatan. Ada sejumlah langkah pencegahan penyebaran Covi-19 yaitu memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan, menerapkan etika batuk dan bersih, serta memastikan ventilasi memadai untuk menghindari Covid-19.
Namun, pada dasarnya reinfeksi Covid-19 jarang terjadi. Berdasarkan penelitian di Public Health England Colindale di Inggris dan Statens Serum Institut di Denmark, orang yang pernah terinfeksi Virus Corona mendapat perlindungan hingga 80 persen dari infeksi kedua.
Adapun dari penelitian di Denmark, perlindungan terhadap warga lanjut usia (di atas 65 tahun) hanya 47 persen. Dengan demikian, mengacu pada hasil penelitian tersebut, kalangan lansia tergolong lebih berisiko mengalami reinfeksi.
Analisis dari riset tersebut menunjukkan, di antara orang yang positif pada gelombang Covid-19 pertama, sebanyak 0,65 persen positif kembali pada gelombang wabah kedua. Orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) juga lebih mungkin terkena infeksi kedua.
Walaupun tubuh sudah mengembangkan sistem imun untuk melawan Covid-19, masih ada kemungkinan seseorang dapat reinfeksi.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua