Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan Israel mengatakan bahwa subvarian Delta coronavirus yang baru ditemukan, yang dikenal sebagai AY4.2, tampaknya 15 persen lebih menular, tetapi tidak lebih mematikan daripada varian aslinya, menurut laporan Channel 13.
Kasus pertama AY4.2 di Israel ditemukan minggu lalu pada seorang anak yang memasuki Israel dari Moldova.
Pada hari Sabtu, melansir Times of Israel, Senin (25/10/2021), Kementerian Kesehatan Israel mengatakan bahwa penyelidikan awal menemukan bahwa subvarian baru itu 15 persen lebih menular daripada Delta. Namun, tampaknya tidak lebih mematikan dan tidak menghindari vaksin. Delta, sendiri, beberapa kali lebih menular daripada virus corona asli.
Kementerian Kesehatan Israel mengatakan bahwa saat ini mereka hanya menemukan 6 kasus yang diimpor dari luar negeri dan belum terdeteksi menyebar secara lokal. Dengan demikian tidak ada tindakan pencegahan baru yang diperlukan pada saat itu.
Subvarian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris saat ini tidak dianggap sebagai varian minat atau perhatian dan belum secara resmi dinamai huruf alfabet Yunani, seperti varian mengkhawatirkan lainnya.
Meskipun begitu, para ilmuwan sedang memantaunya untuk melihat apakah itu mungkin menyebar lebih mudah atau lebih mematikan daripada versi virus corona sebelumnya.
Dalam sebuah laporan baru-baru ini, pejabat Inggris mengatakan varian ini merupakan 6 persen dari semua kasus Covid-19 yang dianalisis di negara itu dan “meningkat dalam lintasan.”
“Varian ini memiliki dua mutasi pada protein lonjakan, yang membantu virus corona menyerang sel-sel tubuh. Perubahan ini juga terlihat pada versi lain dari virus sejak pandemi dimulai, tetapi belum terlalu jauh,” kata Francois Balloux, direktur Institut Genetika di University College London.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19, pada sesi publik minggu ini mengatakan varian delta tetap “sejauh ini varian paling dominan dalam hal sirkulasi global”.
“Delta dominan, tapi delta berkembang,” katanya, menambahkan bahwa semakin banyak virus beredar, semakin besar peluangnya untuk bermutasi.
WHO saat ini melacak 20 variasi varian delta. AY.4.2 adalah “yang harus diperhatikan karena kita harus terus mengawasi bagaimana virus ini berubah,” kata Van Kerkhove.
Di AS, varian delta menyumbang hampir semua kasus Covid-19. Varian ‘delta plus’ yang lebih baru telah terlihat ‘kadang-kadang,’ tetapi itu belum menjadi perhatian, kata pejabat kesehatan.
Health
Kementerian Kesehatan Israel: Mutasi Delta Baru AY4.2 15 Persen Lebih Menular
Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Mia Chitra Dinisari