Bisnis.com, JAKARTA – Pilihan makanan seperti makanan yang digoreng, berlemak tinggi atau bergula seringkali dikaitkan dengan kondisi kronis, termasuk penyakit jantung.
Tapi, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa selain apa yang Anda makan, ada hal lain yang dapat berkontribusi pada risiko penyakit jantung, yaitu cara Anda mengonsumsi makanan tersebut.
Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan di Menopause, jurnal The North American Menopause Society (NAMS) mengungkapkan bahwa, pada wanita yang lebih tua, makan sendirian berkaitan peningkatan risiko penyakit jantung.
Untuk melakukan penelitian, melansir Eat This, Jumat (5/11/2021), para peneliti dari sekolah keperawatan di The Catholic University of Korea, University of Ulsan, dan Semyung University meninjau data pada 590 wanita pascamenopause berusia 65 tahun ke atas, yang dikumpulkan sebagai bagian dari Studi Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional Korea VII-1 2016.
Mereka menemukan bahwa wanita yang makan sendirian lebih dari dua kali sehari saja memiliki kemungkinan 2,58 kali lebih besar untuk mengembangkan angina, suatu kondisi nyeri dada yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke jantung, dibandingkan mereka yang menghabiskan waktu makan dua kali sehari atau lebih dalam sehari, bersama orang lain.
Meskipun demikian, para peneliti mengatakan bukan hanya kesepian yang mendorong kasus penyakit jantung ini.
Mereka menjelaskan, kelompok wanita yang biasanya menghabiskan waktu makan sendirian memiliki pengetahuan gizi yang lebih buruk. Ini termasuk kesadaran yang lebih jarang dan penggunaan label nutrisi dibandingkan mereka yang sering makan bersama orang lain.
“Ditambah lagi, mereka biasanya mengonsumsi lebih sedikit kalori dan karbohidrat serta lebih sedikit serat, kalium dan natrium daripada mereka yang secara teratur makan bersama teman,” catat para peneliti.
Mengingat bahwa wanita hidup lebih lama daripada pria, Stephanie Faubion, MD, MBA, direktur medis NAMS, mengatakan, menemukan cara bagi wanita yang lebih tua yang terisolasi secara sosial untuk terlibat dan menciptakan ikatan sosial yang berarti, mungkin tidak hanya meningkatkan nutrisi mereka tetapi juga kesehatan mereka secara keseluruhan sekaligus mengurangi biaya perawatan kesehatan.