Bisnis.com, JAKARTA – Varian B.1.1.529, yang kini disebut varian Omicron pertama kali dilaporkan oleh Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, dr Angelique Coetzee. Dia menyebutkan bahwa gejala Covid-19 yang terkait dengan Omicron tidak biasa tetapi ringan.
Coetzee membahas bagaimana dia melihat seorang pasien yang menunjukkan gejala yang tidak biasa, yang berbeda dengan varian Delta, jenis yang paling dominan secara global saat ini.
Dia menuturkan, seorang pasien laki-laki berusia sekitar 33 tahun mengatakan kepada dokter bahwa dia sangat lelah selama beberapa hari terakhir. Coetzee menambahkan, pasien tidak mengalami sakit tenggorokan tetapi menggambarkannya sebagai tenggorokan gatal.
Melansir Express, Rabu (1/12/2021), gejala yang berkaitan dengan varian Omicron dapat meliputi:
· Kelelahan ekstrem
· Demam
· Pegal-pegal
· Sakit kepala
· Keringat di malam hari
· Pilek
· Tenggorokan gatal
Sementara itu, seorang dokter umum yang bertugas di Midrand, Johannesburg, Unben Pillay mengatakan bahwa sementara ini masih awal, kasus yang dia lihat biasanya ringan.
“Kami melihat pasien datang dengan demam, keringat di malam hari dan nyeri pada tubuh,” kata Pillay pada briefing yang diadakan oleh Departemen Kesehatan Afrika Selatan.
Pasien yang menunjukkan gejala Omicron juga tidak mengalami batuk terus-menerus atau kehilangan indera perasa atau penciuman, gejala yang umumnya terkait dengan varian Covid-19 sebelumnya.
Adanya perbedaan gejala dibandingkan dengan varian Delta bisa jadi karena perubahan cara virus berinteraksi dengan sel kekebalan.
Banyak gejala umum penyakit seperti demam atau pilek, terutama disebabkan oleh respons imun kita terhadap infeksi daripada kerusakan langsung oleh virus dan bakteri.
Perbedaan respons imun kita juga dapat menjelaskan mengapa dua individu tidak selalu mengalami gejala yang sama jika terinfeksi virus atau varian yang sama.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk memahami bagaimana varian tersebut dapat memengaruhi diagnostik, terapi, dan vaksin.
Pengamatan awal Coetzee hanya didasarkan pada sejumlah kecil kasus dan para ahli khawatir tentang sejumlah besar mutasi Omicron.
Menurut WHO, bukti awal menunjukkan strain memiliki peningkatan risiko infeksi ulang.
Sejauh ini, beberapa negara di Asia dan Eropa telah mengumumkan pembatasan perjalanan karena khawatir atas varian tersebut.