Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Gejala Varian Omicron Mirip dengan Delta? Ini Kata Pakar Kesehatan

Benarkah gejala varian Omicron mirip dengan varian Delta? Simak penjelasan dari pakar kesehatan berikut ini.
Feni Freycinetia Fitriani
Feni Freycinetia Fitriani - Bisnis.com 03 Desember 2021  |  13:57 WIB
Gejala Varian Omicron Mirip dengan Delta? Ini Kata Pakar Kesehatan
Ilustrasi wanita alami gejala awal Covid-19 - Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA - Varian Omicron, yang pertama kali dilaporkan oleh pejabat Afrika Selatan minggu lalu, telah tiba di Amerika Serikat. Simak gejala varian Omicron, benarkah mirip dengan varian Delta?

Status seberapa berbahaya varian Omicron tergantung pada hasil penelitian yang akan diungkap ke publik dalam beberapa minggu mendatang.

Namun, peneliti mengungkapkan bukti awal menunjukkan bahwa gejala yang disebabkan oleh varian Omicron mirip dengan yang terkait dengan varian lain dari Covid-19. Bahkan, varian Omicron bisa lebih ringan daripada varian Delta yang sekarang mendominasi.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan varian Omicron menimbulkan kekhawatiran publik karena memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya.

Salah satunya eberapa mudah penyebarannya atau tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.

“Kekhawatiran muncul karena banyaknya mutasi pada protein lonjakan pada varian Omicron. Ini berpotensi lebih menular dan menyiasati kekebalan dan vaksin,” ujar ahli penyakit menular di Riverside Health System di Virginia Rebekah Ann Vreeland Sensenig seperti dilansir dari Healthline, Jumat (3/12/2021).

Pejabat WHO mengatakan masih belum jelas apakah Omicron lebih menular atau menyebabkan kasus yang lebih parah daripada varian lainnya, khususnya Delta.

Namun, data yang terbatas menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi dengan Omicron untuk orang yang sudah memiliki Covid-19.

“Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini. Namun, studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lain,” menurut pejabat WHO.

Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin karena peningkatan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi. Bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron.


Gejala Varian Omicron vs Varian Delta

Sensenig mengatakan para peneliti kemungkinan akan diperlukan beberapa minggu penelitian lagi untuk menentukan virulensi dan tingkat keparahan varian Omicron.

“Mayoritas rawat inap akibat COVID-19 terjadi 2 minggu atau lebih setelah infeksi,” katanya.

Kabar baiknya, ujar dia, informasi yang didapat dari ilmuan Afrika Selatan menunjukkan bahwa gejala varian Omicron tampaknya lebih ringan daripada gejala Delta.

Meski demikian, dia mencatat ini bisa jadi karena varian yang kebanyakan menginfeksi orang usia kuliah yang sistem kekebalannya mungkin lebih mampu melawan penyakitnya.

WHO juga mengatakan saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lain.

Menurut Sensenig, beberapa dokter Afrika Selatan telah melaporkan lebih sedikit kehilangan rasa atau bau (anosmia) dan lebih banyak nyeri otot di antara orang-orang dengan infeksi Omicron,

Sebaliknya, gejala varian Omicron mirip dengan Covid-19 varian lain, seperti demam, batuk, dan sesak napas.

Kasus AS pertama dari varian Omicron dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 1 Desember. Orang yang terkena dampak, seorang pelancong yang baru saja kembali dari Afrika Selatan ke California.

"Pasien ini memiliki gejala ringan yang membaik,” menurut keterangan CDC.

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Covid-19 Adaptasi Kebiasaan Baru Covid-19 Varian Delta omicron
Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top