Fakta-fakta Film Kadet 1947
1. Syuting sempat tertunda
Awalnya, Kadet 1947 ditujukan menjadi persembahan dalam menyambut HUT RI-75. Namun, karena pandemi rencana tersebut harus ditunda. Proses produksi sendiri baru kembali dilakukan pada pertengahan September 2020 di Yogyakarta.
2. Aktor ikuti pelatihan dengan TNI AU
Para aktor dalam film ini mengikuti pelatihan dasar kemiliteran layaknya tentara bersama TNI AU. Mereka menginap selama tiga hari dua malam di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah.
"Baris berbaris, sikap, merespon order, berlaku di depan para perwira dan sesamanya, serta teknik-teknik dalam peperangan dan persenjataan, dilatih kekompakannya, dan mereka harus saling berkorban," kata sutradara Aldo Swastia, dikutip dari Tempo pada Minggu (5/12/2021).
3. Skala produksi cukup besar
Film besutan Rahabi Mandra dan Aldo Swastia ini digarap lebih dari 300 orang, termasuk tim produksi dan aktor. Skala produksinya pun cukup besar, yakni dengan membuat Pangkalan Udara Maguwo dan hanggarnya di Landasan Udara Gading TNI AU di Gunung Kidul, DIY (asal usul Bandara Adisutjipto yang pernah menjadi sekolah penerbangan untuk kadet), serta pemukiman warga yang bernuansa era 40-an.
4. Menggunakan replika pesawat tempur
Syuting film ini menggunakan sembilan replika pesawat tempur yang dirakit sendiri dengan didampingi oleh Dinas Penerangan TNI AU. Salah satunya ada model pesawat Cureng yang dipakai di peristiwa aslinya.
5. Menggunakan CGI
Demi menghasilkan visual yang apik, Kadet 1947 juga memanfaatkan teknik CGI.
"Eksekusinya dikombinasikan dengan teknik CGI untuk menampilkan adegan serangan udara. Jadi biar pas nonton semakin berasa ambience-nya," ungkap produser film Kadet 1947, Celerina Judisari melalui siaran pers yang diterima Bisnis.