Bisnis.com, JAKARTA - Urutan gejala yang dialami oleh pasien COVID-19 berbeda untuk berbagai varian virus, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan pada 16 Desember 2021 di PLOS Computational Biology oleh Peter Kuhn dari University of Southern California dan rekannya.
Demam adalah gejala pertama yang paling mungkin terjadi pada kasus awal COVID-19, sedangkan batuk adalah gejala pertama yang paling mungkin terjadi pada kasus varian D614G yang lebih baru.
Para peneliti sebelumnya mengembangkan model matematika yang memprediksi urutan gejala COVID-19 berdasarkan data dari wabah awal di China pada awal 2020.
Mereka ingin mengetahui apakah urutan gejala bervariasi pada pasien dari wilayah geografis yang berbeda atau dengan berbagai karakteristik pasien. Mereka menggunakan pendekatan pemodelan mereka untuk memprediksi urutan gejala dalam serangkaian 373.883 kasus di AS antara Januari dan Mei 2020.
Anehnya, urutan gejala yang paling mungkin berbeda antara wabah awal di China di mana demam paling sering mendahului batuk, dan mual/muntah adalah gejala ketiga yang umum dan penyebaran selanjutnya ke AS, di mana batuk kemungkinan besar menjadi gejala pertama, dan diare adalah gejala ketiga yang lebih umum.
Dengan menganalisis data tambahan dari Brasil, Hong Kong, dan Jepang, tim menunjukkan bahwa urutan gejala yang berbeda tidak terkait dengan wilayah geografis, cuaca, atau karakteristik pasien, tetapi dengan varian SARS-CoV-2.
Kehadiran varian D614G di suatu wilayah yang dominan di AS pada awal 2020 dikaitkan dengan kemungkinan batuk yang lebih tinggi menjadi gejala COVID-19 pertama yang dialami pasien. Ketika Jepang bergeser dari strain referensi asli Wuhan ke varian D614G, urutan gejala juga bergeser. Peningkatan transmisi D614G dapat dikaitkan dengan urutan gejala, para penulis berhipotesis.
“Temuan ini menunjukkan bahwa urutan gejala dapat berubah dengan mutasi pada penyakit virus dan meningkatkan kemungkinan varian D614G lebih menular karena orang yang terinfeksi lebih cenderung batuk di depan umum sebelum tidak berdaya karena demam,” kata mereka dilansir dari scitechnology.