Bisnis.com, JAKARTA - Lagi-lagi hoaks seputar covid muncul. Kali ini, klaim soal campuran garam dan air kelapa muda sebagai ramuan penetralisir vaksin dalam tubuh, telah menyebar di aplikasi pesan instan WhatsApp pada awal Februari 2022.
Narasi tersebut juga tampak dibagikan oleh seorang pengguna Facebook pada 10 Februari.
Dalam unggahannya, pemilik akun Facebook dengan 62 pengikut itu menyebutkan racikan garam dan air kelapa muda tersebut juga efektif punya daya rusak terhadap vaksin.
Berikut potongan narasinya:
"INI RAMUAN NYA
“GARAM LAUT” DAN AIR KELAPA MUDA tapi bukan Garam Dapur.
*Biasa disebut Garam Krosok (karungan).
*- 1/2 Sendok makan Garam*
– SeGelas Air Kelapa Muda.kemudian keduanya diaduk. Tunggu sampai mengendap, baru diminum.
*2 X Sehari (pagi + malam), selama seminggu
*Ditambah “Bekam” lebih bagus lagi
*IN SYAA ALLAH… VAKSIN yang bersarang itu lenyap”.
Namun, benarkah campuran garam dan air kelapa muda bisa hilangkan vaksin dalam tubuh?
Tangkapan layar narasi yang menyatakan garam dan air kelapa muda dapat menghilangkan vaksin dalam tubuh. (Facebook)
Penjelasan:
Melansir Turnbackhoax, Ahli Gizi FKUI Saptawati Bardosono menyatakan air kelapa merupakan minuman mengandung elektrolit yang berguna untuk mendukung keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Sementara, vaksin mengandung senyawa yang dapat memicu terbentuknya antibodi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Keduanya, lanjut Saptawati, sama-sama mendukung kesehatan tubuh, bukan saling menghilangkan efek. Maka, klaim air kelapa dapat menghilangkan efek vaksin hanyalah mitos.
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Zullies Ikawati menilai konsumsi garam maupun air kelapa tidak akan menghilangkan vaksin di dalam tubuh.
Menurut Zullies, narasi soal campuran garam dan air kelapa muda bisa hilangkan vaksin dalam tubuh tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Selain itu, vaksin justru diperlukan untuk memicu produksi antibodi dan kekebalan tubuh dari virus, bukan untuk dinetralisir.
Klaim: Garam dan kelapa muda hilangkan vaksin dalam tubuh
Rating: Hoaks