Bisnis.com, JAKARTA - Hasil riset M&C Saatchi Indonesia menyebutkan setelah dua tahun menghabiskan waktu Ramadan dalam suasana PPKM ketat, masyarakat Indonesia kini siap kembali untuk beribadah, bersosialisasi, mudik, dan berbelanja kembali.
Masyarakat yang semakin familiar menggunakan teknologi telah memberikan arti baru dalam aspek interaksi sosial, jual beli, hiburan, dan mudik yang merupakan pilar-pilar penting dalam kesempatan komersial di bulan suci.
Dalam tiga tahun berturut-turut, M&C Saatchi Indonesia mempelajari dan menggali Ramadan sebagai periode konsumsi dan perayaan paling penting di Indonesia. Untuk para pemasar, paparan laporan serta insight ini diharapkan mampu memberikan wadah untuk mengartikan ulang passion points, dan proses untuk lebih memberikan arti kepada kultur masyarakat Indonesia.
"Tahun ini kami berhasil menggabungkan riset yang mencakup hingga 1.200 konsumen, 15 wawancara mendalam bersama para ahli industri dan konten kreator, serta banyak riset pendukung lainnya untuk menghasilkan laporan yang tajam dan bermakna untuk Ramadan di tahun 2022," paparnya dalam siaran pers, dikutip Senin (4/4/2022).
Kunci insightM&C Saatchi menurutnya adalah konsumen Indonesia siap untuk "mengambil alih" dan melanjutkan kehidupan seperti sedia kala. Hal itu seharusnya dapat membantu banyak bisnis dalam memahami bagaimana dan dimana mereka bisa memiliki tempat di hidup para konsumen selama bulan Ramadan 2022.
Optimisme konsumen Indonesia digerakkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebijakan proaktif pemerintah yang mendorong pemulihan makro-ekonomi berkelanjutan, serta ketentuan kesejahteraan sosial yang mampu mendorong kembali kemampuan daya beli.
Pemerintah juga dengan cepat dan tanggap menangani omicron sebelum Ramadan dan Indonesia akan membuka perbatasannya kembali pada bulan April 2022.
Pemerataan vaksinasi telah sukses memberikan rasa aman kepada masyarakat untuk bisa segera pulang ke kampung halaman, setelah dalam waktu yang lama harus bersiaga. Percepatan adopsi teknologi juga telah menciptakan bentuk baru dalam inspirasi, ekspresi, dan pembelanjaan masyarakat.
"Riset kami memberikan insight tentang bagaimana brand bisa ikut menggerakan konsumen yang kini sudah lebih percaya diri, memberikan konsumen kesempatan untuk mengambil alih kehidupan kembali dan memanfaatkan platform sosial dan konten, pembayaran online, e-sports, influencer, dan yang terpenting adalah untuk menjadi relevan kepada kultur Indonesia melalui pembawaan cerita," imbuhnya.
Para konten kreator dan pemasar pun mendapat masukan perihal tradisi Ramadan di Indonesia seperti beramal, silaturahmi, berbuka, dan mudik sehingga membuka banyak kesempatan untuk berinovasi.