Bisnis.com, SEMARANG – Menjalankan ibadah puasa diketahui dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan. Namun demikian, sebelum menjalankan ibadah puasa, pengidap diabetes mesti melakukan konsultasi dengan dokter. Terutama bagi mereka yang masuk dalam kategori pasien diabetes risiko sangat tinggi.
“Risiko tinggi adalah mereka yang pernah mengalami hipoglikomia yang berat atau penurunan gula darah dalam 3 bulan terakhir menjelang Ramadan ini,” jelas Maria Erika Pranasakti, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Universitas Diponegoro (Undip), Rabu (6/4/2022).
Menurut Maria, pasien diabetes dengan gejala tersebut mempunyai risiko tinggi ketika menjalankan ibadah puasa. Untuk itu, diperlukan persiapan sejak 1-2 bulan sebelum Ramadan. Persiapan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan pola makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari.
“Hal yang perlu dipersiapkan penderita diabetes sebelum menjalankan ibadah puasa di antaranya adalah asupan nutrisi. Pasien diabetes disarankan untuk makan pada kisaran dietnya sekitar 1.200 sampai dengan 2.000 kalori,” jelas Maria.
Selain menghitung kalori, Maria juga menyarankan pasien diabetes untuk sahur mendekati waktu imsak. “Ketika berbuka tidak disarankan mengonsumsi yang terlalu manis dan menghindari minuman yang mengandung kafein. Terkait dengan obatnya, sebaiknya didiskusikan dengan dokternya,” tambahnya.
Maria juga menyarankan agar pasien diabetes dengan risiko sangat tinggi untuk membatalkan puasanya jika gula darah kurang dari 70 atau lebih dari 300. “Untuk risiko sangat tinggi harus waspada, lakukan pengecekan gula darah lebih sering dan harus diwaspadai gejala-gejala hipoglikemia dan hiperglikemia,” jelasnya, dikutip Bisnis dari laman Undip.
Sebagai informasi, tingginya tingkat prevalensi diabetes di Jawa Tengah menyumbang kematian komorbid Covid-19 tertinggi pada 2020. Dalam catatan Bisnis, 39,9 persen kasus kematian komorbid Covid-19 di Jawa Tengah pada 2020 berasal dari pengidap diabetes.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan mencatat prevalensi diabetes mellitus di Tanah Air pada tahun 2018 mencapai 2 persen. Angka prevalensi diabetes di Jawa Tengah sendiri melampaui nasional, tepatnya di 2,1 persen.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya diabetes, salah satunya adalah riwayat keluarga yang mengidap penyakit yang sama. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik, serta kelebihan berat badan juga menjadi salah satu faktor penyebab diabetes yang mesti dihindari.