Bisnis.com, JAKARTA - Kasus hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya kian mengkhawatirkan lantaran terus muncul di beberapa negara seperti Indonesia, Inggris, Amerika Serikat, Israel, dan Jepang. Beberapa penelitian menduga penyakit tersebut ada kemungkinan berkaitan dengan Covid-19.
Sebuah studi kasus di Amerika melakukan analisis terhadap seorang anak perempuan berusia tiga tahun yang sebelumnya sehat, namun mengalami gagal hati akut beberapa minggu setelah pulih dari Covid-19 ringan.
Studi tersebut baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. Ahli gastroenterologi anak di Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati dr Anna Peters menyampaikan pada pasien ditemukan biopsi hati dan tes darah yang konsisten dengan jenis hepatitis autoimun yang mungkin dipicu oleh infeksi Covid-19.
Anna yang merupakan penulis utama studi tersebut menjelaskan, meskipun tidak mungkin untuk membuktikan bahwa Covid-19 secara langsung menyebabkan penyakit hati dalam kasus ini, ada kemungkinan virus memicu respon imun abnormal yang kemudian menyerang hati.
"Menurut saya, penting bagi dokter untuk menyadari bahwa ini adalah kondisi langka yang mungkin terjadi selama atau setelah infeksi Covid-19. Penting untuk melakukan tes hati pada pasien yang tak kunjung membaik, seperti yang diharapkan," kata Anna, sebagaimana dilansir dari CBC News, Rabu (18/5/2022).
Di lain sisi, Anna meminta agar para orang tua tak perlu panik, namun menghimbau mereka untuk menemui dokter anak jika anak mereka sakit. Diagnosis dan perawatan yang tepat, kata dia, merupakan kunci untuk pemulihan.
Lebih lanjut, Anna mengatakan pasien dalam studi kasus tersebut pulih setelah mendapatkan pengobatan dan menghindari transplantasi hati. Kendati demikian, kasusnya mungkin mirip dengan kasus yang dilaporkan di Inggris dan secara global.
Penelitian lain juga dilakukan di India. Dalam studi pra-cetak observasional yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, peneliti melakukan analisis terhadap 475 anak-anak di India yang dites positif Covid-19. Empat puluh tujuh diantaranya menunjukkan hepatitis akut.
Penulis utama sekaligus ahli mikrobiologi, dan profesor di Bundelkhand Medical College di Madhya Pradesh, Sumit Rawat, India menjelaskan, di antara kelompok tersebut, 10 diantaranya ditemukan memiliki gejala Multiple Inflammatory Syndrome pada anak-anak (MIS-C) dan disingkirkan.
Sementara 37 sisanya diklasifikasikan memiliki apa yang oleh para peneliti disebut dengan Covid-19 Associated Hepatitis in Children (CAH-C).
Dia mengatakan, satu-satunya faktor umum yang ditemukan adalah mereka semua terinfeksi, atau mereka semua memiliki riwayat Covid-19. Mereka juga melakukan tes antibodi untuk Covid-19 pada anak-anak tersebut. Sebagian besar anak-anak tersebut datang dengan antibodi positif.
Para peneliti India mencari penyebab umum lainnya, di balik 37 kasus hepatitis akut, mulai dari hepatitis A, C, E dan lainnya seperti virus varicella-zoster, herpes dan cytomegalovirus (CMV), tetapi tidak menemukan apa pun yang dapat menjelaskan gejalanya.
Sumit mengatakan, tidak semua 37 kasus melakukan tes adenovirus pada saat itu, tetapi 17 sampel kemudian dianalisis dari arsip dan hanya tiga yang dinyatakan positif adenovirus.
"Untuk membuktikan bahwa Covid-19 adalah penyebab hepatitis akut ini, membutuhkan lebih banyak upaya," kata dia.
Satu petunjuk penting, katanya, adalah bahwa kasus hepatitis tampaknya menurun ketika Covid-19 berhenti beredar luas di wilayah tersebut, namun meningkat lagi ketika kasusnya tinggi.
"Tiba-tiba ada penurunan kasus Covid-19 dan kami tidak menemukan kasus hepatitis selama enam bulan ke depan, sampai Covid-19 muncul kembali. Jadi itu juga sangat mencurigakan bahwa kasus-kasus ini sebenarnya terkait dengan Covid-19," ungkapnya.
Sementara itu, pakar lain menekankan kasus-kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya tersebut perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Ini diperlukan guna menentukan apakah kasus tersebut benar-benar disebabkan oleh Covid-19 atau tidak.